Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
MENTERI Kesehatan Republik Indonesia, Terawan Agus Putranto, berkunjung ke Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Senin (9/3). Selain memberikan bantuan medis untuk mengatasi wabah demam berdarah dangeu (DBD), ia juga menambah tenaga medis 30 dokter.
"Saya tinggalkan staf saya disini untuk membantu percepat penanganan DBD di Sikka. Ada 30 orang yang terdiri dari 20 dokter berasal dari TNI dan 10 dokter berasal dari Kemenkes. Ditambah lagi, 6 perawat. Total keseluruhan ada 36 tenaga medis untuk layani di Sikka" ujar Terawan dihadapan Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo dan Forkompinda serta seluruh tenaga medis RSUD T.C Hillers Maumere.
Dirinya menuturkan, 36 tenaga medis ini akan tinggal di Kabupaten Sikka sampai masalah DBD ini selesai. Mereka akan membantu melayani pasien DBD yang dirawat di rumah sakit
Selain tenaga medis, Terawan Agus Putranto mengatakan, ia juga membawa bantuan barang logistik untuk atasi KLB DBD di Sikka antara lain, 1 buah mesin Fogging, 75 Raket electric, 30 liter Insektisida, 1000 test RDT, Repellent 250 buah, tenaga medis perawat dan dokter 30 org, 20 dari TNI dan 10 Kemenkes, 7 PMT 1 ton, cairan infus 1500 botol dan 1000 jarum Infus.
Baca Juga : Musim Hujan, DBD Mulai Muncul di Kupang
Baca Juga: Jawa Timur Tertinggi Kasus DBD
Dikatakannya, bantuan yang diberikan oleh kemenkes ini menunjukan negara hadir untuk menyelamatkan masyarakatnya. "Apa yang kita berikan bantuan tadi, itulah konkrit dari pemerintah atas arahan dari Bapak Presiden Jokowi," ungkapnya.
Ia juga berpesan kepada tenaga medis agar selalu menjaga staminanya sehingga konsentrasi menyelamatkan pasien DBD. " Jangan kasih kendor. Tetap semangat. Kalian adalah pahlawan-pahlawan bangsa menyelamatkan pasien," pesan Terawan Agus Putranto.
Baca Juga: Tim FKUI Ciptakan Aplikasi Healthpoint untuk Pantau Kasus DBD
Menurut dia, DBD ini sangat mengancam manusia dan lebih berbahaya serta virus yang mematikan. "Ingat di NTT sudah 32 orang meninggal akibat DBD, 13 diantaranya ada di wilayah Kabupaten Sikka. Saya tidak mau ada korban lagi DBD. Saya harus berjuang untuk mencegah wabah DBD ini," tutupnya. (OL-13)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved