Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SUASANA meriah terasa di Graha Utama dan Plaza Insan Berprestasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senayan, Jakarta, kemarin. Pagi itu ada ratusan pegawai kementerian strategis ini hadir dan bersiap untuk dilantik.
Sekitar pukul 09.25 WIB, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendikbud, Ainun Na'im, melantik 11 pejabat tinggi pratama (eselon II) dan 632 pejabat fungsional di lingkungan Kemendikbud.
Semua pejabat fungsional itu dulunya menjabat eselon 3 dan eselon 4. Adapun 11 pejabat eselon 2 merupakan pejabat karier yang sebelumnya tersebar di beberapa direktorat Kemendikbud.
Dalam sambutan, Sekjen Ainun mengatakan agar para pejabat yang baru dilantik dapat segera menyesuaikan diri dengan pekerjaannya yang baru dalam rangka menciptakan birokrasi yang efektif dan efisien.
Upacara pelantikan yang tidak dihadiri Mendikbud Nadiem Makarim itu sekaligus menjawab keresahan sebagian pegawai Kemendikbud yang sebelumnya mengaku pasrah karena suasana kerja yang dirasa tidak kondusif. "Saya tunggu perintah saja untuk menjalankan tugas kendati suasana saat ini memang kurang kondusif," kata salah seorang pegawai seusai pelantikan.
Banyaknya pejabat Kemendikbud, khususnya eselon 1 dan eselon 2 yang masih menjabat sebagai pelaksana tugas, sebelumnya sempat mencuatkan keresahan di internal. "Saya melihat kondisi ini karena memang masih belum stabilnya reorganisasi," tukas seorang pegawai.
Mitra kerja Mendikbud, yakni Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri, mengaku tahu adanya suasana kebatinan yang tidak stabil di Kemendikbud. "Mereka mestinya segera didefinitifkan," ujarnya. Dalam pidatonya, Sekjen Ainun menyampaikan perubahan nomenklatur ini merujuk pada Permendikbud Nomor 9 Tahun 2020. Jadi, tidak ada alasan lagi suasana yang mengemuka memengaruhi semangat kerja.(Bay/H-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved