Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
PENANGGULANGAN banjir tidak hanya terkonsentrasi pada pembenahan wilayah hulu saja, tapi juga pada daerah hilir. Hal ini merujuk pada peristiwa banjir di ibu kota Jakarta saat tahun baru 2020.
"Banjir Jabodetabek kali ini tidak dipengaruhi secara signifikan oleh daerah hulu, tapi juga hilirnya. Curah hujan yang tinggi di Jakarta membuat kapasitas saluran tidak mampu menampung volume air yang masuk," ucap Kepala Bidang Pemetaan Kebencanaandan Perubahan Iklim Badan Informasi Geospasial (BIG) Ferrari Pinem dalam rilisnya, Senin (13/1).
Hasil analisisnya dengan menggunakan data Automatic Weather Station (AWS) milik Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hujan sudah mulai seminggu sebelum kejadian banjir hebat melanda Jakarta, Rabu (1/1).
Proses ini seperti siklus hidrologi, dimulai dengan jatuhnya air hujan ke permukaan yang kemudian mengalami proses infiltrasi, perkolasi dan sebagian dilimpahkan ke permukaan, sampai kemudian kondisi tanah menjadi jenuh terhadap air. Ketika tanah menjadi jenuh, maka air akan dilimpaskan ke permukaan dan mengisi aliran-aliran air/ sungai.
Berdasarkan grafik AWS sejak 25-29 Desember 2019, kata Ferrari, proses pengisian air ke dalam tanah terlihat masih berlangsung, sampai pada titik jenuh air yang ditandai dengan kenaikan tinggi muka air (TMA) pada 30 Desember 2019.
Pada 30 Desember 2019 pukul 20.00 WIB, mulai terlihat kenaikan TMA di atas 100 cm (Siaga 3) Berdasarkan pemantauan pada pos pengamatan TMA Katulampa dan berangsur naik pada pukul 07.00 di 1 Januari 2020 pada posisi siaga 2.
"Saat itu, banjir di Jakarta sudah terjadi dimulai subuh dinihari, artinya kemungkinan bahwa banjir tersebut tidak banyak dipengaruhi oleh kiriman dari Bogor," tutur Ferrari.
Baca juga: Dinas Bina Marga Perbaiki 115 Titik Jalan Rusak Pascabanjir
Hal ini juga dikuatkan oleh pengamatan TMA pada Pos Pintu Air Manggarai (lokasi berada di bawah PA Katulampa sealiran Kali Ciliwung) dimana grafik TMA menunjukkan status Siaga 2 pada pukul 07.00.
Untuk lebih menguatkan argumen banjir kali ini tidak dipengaruhi secara signifikan oleh daerah hulu, Ferrari juga menganalisis data distribusi sebaran TMA melalui pos pengamatan pintu air yang tersebar di Jakarta pada pukul 07.00 pada 1 januari 2020.
"Terlihat distribusi sebaran TMA di beberapa tempat yang ada di daerah Jakarta sebagian besar berada pada status normal sampai Siaga 2. Sehingga dapat dikatakan pengaruh dari hulu terhadap banjir di Jakarta saat itu tidaklah begitu signifikan," tukasnya.
Faktor Risiko
Selain cuaca ekstrem yang membuat curah hujan meningkat, ada banyak hal yang perlu untuk diperhatikan di daerah hilir yang bisa menjadi faktor risiko penyebab banjir. Mulai dari turunnya muka air tanah (land subsidence), tinggi air laut, sampah, tanggul yang jebol, sumbatan saluran air dan lain sebagainya.
Selain itu, sambung Ferrari, pembenahan infrastruktur untuk pengendalian banjir seperti normalisasi, kanalisasi, pompanisasi, setu/dan atau penampungan, dan lain sebagainya juga menjadi hal yang mungkin perlu diperhatikan untuk mengurangi resiko banjir tersebut.
"Sebagai wilayah yang rawan akan banjir (karakteristik geomorfologi/ dataran banjir yang memang demikian adanya) maka sangat penting dilakukan pembenahan di hilir," pungkas dia.(OL-5)
Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, sebagian besar wilayah Jakarta berpotensi mengalami hujan dengan intensitas ringan, pada Senin 14 Juli 2025.
Warga DKI Jakarta dan sekitarnya yang beraktivitas di ibu kota diimbau waspada akan adanya hujan pada hari ini, Kamis 10 Juli 2025.
Penduduk DKI Jakarta dan juga warga di sekitarnya yang berkegiatan di ibu kota diminta kembali waspada. Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, sejumlah wilayah Jakarta diperkirakan hujan.
Selain rob, hujan deras yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya juga menaikkan status sejumlah pos pantau dan pintu air menjadi siaga hingga siaga 1 atau bahaya.
Imbauan waspada kepada seluruh warga DKI Jakarta dan sekitarnya. BMKG memprakirakan seluruh kawasan ibu kota masih akan diguyur hujan pada hari ini.
38 kota besar di Indonesia akan mengalami potensi hujan ringan, hujan sedang, hujan disertai dengan petir, berawan, dan berawan tebal yang akan melanda
Untuk kota-kota besar di Indonesia, akan mengalami potensi berawan, berawan tebal, udara kabur, hujan ringan, hujan sedang, hingga hujan
BMKG merilis prakiraan cuaca untuk wilayah DKI Jakarta, periode Selasa 15 Juli 2925. Sebagian kawasan ibu kota akan diguyur hujan dengan intensitas ringan.
Menurut BMKG Jawa Barat, terdapat 11 wilayah yang diprakirakan akan diguyur hujan. Sementara itu, prakiraan cuaca 16 wilayah Jawa Barat lainnya diprakirakan akan cerah hingga berawan.
Untuk 38 kota besar di Indonesia, akan mengalami potensi berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang, hingga hujan disertai petir
Dari 27 wilayah Jawa Barat, delapan diantaranya diprakirakan akan hujan dengan intensitas ringan hingga lebat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved