Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MENTERI Pendidikan Nadiem Makarim memutuskan pada 2020 akan menjadi tahun terakhir pelaksanaan ujian nasional (UN) di Indonesia. Penyelenggaraan UN selanjutnya akan diubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Asesmen ini terdiri dari kemampuan bernalar menggunakan bahasa (literasi), kemampuan bernalar menggunakan matematika (numerasi), dan penguatan pendidikan karakter.
Berikut adalah beberapa fakta mengenai ujian nasional yang dikumpulkan Tim Riset Media Indonesia.:
1. Siswa, guru, dan sekolah hanya fokus pada nilai, bukan kompetensi. Jika pun nilai anak tinggi dalam UN, itu bukan representasi kompetensi mereka. Sebabnya, bentuk soal pilihan ganda dalam UN hanya mengetes ranah kognitif level rendah, yaitu tahu, mengerti, dan hafal.
2. Banyak kecurangan yang terjadi, misalnya, kebocoran soal yang terjadi setiap tahun di berbagai daerah, salah satunya kasus kebocoran soal ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di SMPN 54 Surabaya.
Baca juga: Kaji Asesmen Pengganti UN
3. UN membuat orangtua menjadi cemas sehingga mendorong anak mengikuti bimbel agar lulus UN. Banyaknya bimbel ini membuat anak merasa tertekan juga mengganggu kesehatan mereka dan kualitas komunikasi dengan orangtua.
4. Pihak sekolah merasa tertekan jika ada/banyak siswa yang tidak lulus. Akibatnya, banyak sekolah melakukan istigasah. Bahkan, ada sekolah yang melakukan kecurangan dengan membocorkan soal agar seluruh siswa dapat lulus 100% dan mencapai nilai tinggi. (OL-2)
PEMERINTAH melalui Ditjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan Konsorsium Riset Artificial Intelligence
Pendidik dan tenaga pendidik merupakan inspirator, motivator, katalisator, dan penjaga gawang yang bisa memberikan perubahan kepada para siswa.
Kemendikbud yang menggunakan dana rakyat sedang serius bekerja di bidang yang merupakan spesialisasinya.
Perhatian Kemendikbud terhadap pendidikan di daerah khusus bernilai strategis dalam memelihara dan meningkatkan rasa nasionalisme warga.
Dalam STEM, siswa juga dilatih untuk mengembangkan kompetensi sosial melalui kegiatan kolaborasi dalam kelompok.
Seorang individu tidak akan memikirkan tentang pengakuan dan penghargaan sebelum kebutuhan dasar akan makanan dan tempat tinggal mereka terpenuhi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved