Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PENDIDIKAN adalah hal yang penting untuk kemajuan suatu bangsa, untuk menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita setiap negara di dunia.Pendidikan merupakan proses melahirkan generasi penerus yang berkualitas.
Namun, sejumlah permasalahan masih membelit pendidikan di Indonesia. Permasalahan itu terentang dari soal mutu pendidikan hingga soal kurikulum. Surveri dari Political And Economic Risk Consultan (PERC) pun ikut menegaskannya.
Soal pembelajaran, Gerakan Cerdas Indonesia melihat pembelajaran di sekolah masih menggunakan metode tacher center, bukan student center. Hal itu pun memantik aksi nyata Gerakan Cerdas Indonesia dengan menggelar International Positive Teacher Camp (IPTC) 2.0, 22-23 November lalu.
Baca juga: PGRI: Guru Tidak Butuh Pidato, Yang Diinginkan Kebijakan Nyata
"Sudah seharusnya pola pendidikan di Indonesia ini mendapatkan perhatian khusus agar terciptanya ruang belajar mengajar yang menyenangkan dan efisien. Perkembangan dalam system dan metode mengajar pun sudah seharusnya dapat menjembatani antara kebutuhan pendidikan siswa dan profesionalisme guru," kata Muhammad Ramadhona, pendiri Gerakan Cerdas Indonesia dalam keterangan tertulisnya,
Rama mnejelaskan, kegiatan yang berkolaborasi dengan Komunitas Initiatives of Change Indonesia itu, sudah memasuki batch kelima itu bertujuan mengenalkan kepada guru-guru dan tenaga pendidik, khususnya di Indonesia tentang Metode Reflective Teaching
Para Peserta juga diajak menciptakan dan mengaplikasikan Refleksi dan berbagi cerita dengan metode Quiet Time.
"International Positive Teacher Camp 2.0 Batch 5 (IPTC) tidak hanya memberikan Metode Reflective Teaching, adapun 2 Nilai Dasar Perdamaian dari 12 Nilai Dasar Mengenal Diri dan No Prasangka dan juga Pendidikan pada Era Revolusi 4.0," ujar Rama. (RO/OL-7)
Dukungan itu direkam dalam video yang kemudian beredar di media sosial dan pesan whatsapp.
KABUPATEN Sumedang, Jawa Barat, masih kekurangan jumlah guru ASN sekitar 2.000 orang untuk tingkat SD dan SMP. Saat ini, kekurangan itu ditanggulangi guru non ASN.
Perbuatan tersebut, dilakukan setelah bersangkutan mencuri 26 komputer di ruang labolatorium sekolah. Uangnya digunakan untuk judi online.
Pelatihan diharapkan dapat berkontribusi dalam peningkatan kompetensi guru bahasa Indonesia.
Guru itu dihadapkan dengan sanksi kepegawaian, selain sanksi hukum yang sedang dijalaninya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved