Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KEMENTERIAN Agama diingatkan untuk tidak buru-buru merombak 155 buku pelajaran agama Islam yang kontennya dianggap bermasalah, sebelum ada evaluasi menyeluruh dari berbagai lintas disiplin. Hal itu ditegaskan Rektor Universitas Islam International Indonesia (UIII) Komaruddin Hidayat saat dihubungi Media Indonesia di Jakarta, kemarin.
"Jangan terburu-buru menyusun buku baru tanpa kajian mendalam dengan melibatkan lintas disiplin. Jangan parsial dan tambal sulam, Jangan hanya jadi proyek tahunan," kata dia.
Komaruddin sependapat, buku pendidikan agama Islam perlu ditulis ulang karena kontennya sudah ketinggalan. Salah satu yang membuat buku-buku tersebut ketinggalan ialah isi dan uraiannya yang rumit sehingga sulit dipahami.
"Sejarah Nabi Muhammad SAW itu sangat menarik jika disajikan semacam novel dengan pesan moral yang tinggi. Jangan cerita perang melulu tanpa pemaknaan yang cerdas dan visioner, mengapa perang itu mesti terjadi. Islam itu bukan agama perang, tapi awal kemunculannya terpaksa perang, sebagaimana sejarah kemerdekaan Indonesia, negara ini bukan mesin perang," urai Komaruddin mencontohkan.
Sebelumnya, Dirjen Pendidikan Kementerian Agama Kamaruddin Amin mengatakan penulisan ulang 155 buku pelajaran agama Islam menjadi upaya mencegah masuknya paham radikal melalui lingkungan sekolah.
"Kurang lebih ada 155 buku yang sedang kita tulis ulang, kita siapkan dan insya Allah akhir tahun ini sudah bisa di-launching oleh Menteri Agama. Ya, semua jenjang, dari kelas 1 sampai 12."
Saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim setuju buku agama Islam ditulis ulang karena itu merujuk ke arahan Presiden. Nadiem belum bicara banyak karena ia belum sempat berdiskusi dengan Fachrul Razi terkait dengan masalah itu. (Rif/Medcom.id/H-2)
KEMENTERIAN Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN menegaskan pentingnya peran agama sebagai salah satu dari 8 Fungsi Keluarga dalam mewujudkan generasi emas Indonesia.
Di tengah dinamika kebangsaan yang kerap diwarnai ketegangan antara identitas agama dan tenun pluralitas, sebuah pertanyaan fundamental layak kita ajukan kembali.
PAUS Leo XIV meminta gereja Katolik merespons perkembangan kecerdasan artifisial (artificial intelligence, AI) dalam pernyataan perdananya kepada Kolese Kardinal, 10 Mei 2025.
Persoalan di Manggarai, Jakarta Selatan, lebih tepat diatasi bila ada lowongan pekerjaan yang disiapkan bagi anak-anak muda di sana.
Direktur Eksekutif Maarif Institute Andar Nubowo menyebut hasil dari survei tersebut memperlihatkan persepsi positif terkait hal itu.
Sebagai salah satu negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki pengalaman panjang mengelola keberagaman agama dan budaya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved