Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
PERAJIN tas yang menetap di daerah Pantai Berawa Canggu, Bali, Sabbatha Rahzuardi Maya Dwianto, 38, lebih suka disebut sebagai seniman daripada desainer tas. Dia menciptakan kreasi tas bernama Sabbatha Bag yang kemudian mampu menembus pasar internasional bahkan dibeli selebritas Hollywood.
Meski demikian, dia tidak menyangka hasil karya dan ketekunannya dalam mendesain dan memproduksi tas bisa meraih capaian yang sangat luar biasa. "Awalnya saya tidak terlalu memprediksi sampai sejauh mana produk ini bisa go international. Namun, sebenarnya, kalau boleh jujur, tidak ada impian untuk bisa sejauh ini," ucap Sabbatha kepada Media Indonesia seusai menjadi bintang tamu dalam acara talk show Metro Plus di Grand Studio Metro TV, Jakarta, Selasa (26/1).
Dia menambahkan, sejak kecil, ia telah menyadari memiliki bakat dan kreativitas yang menunjang. Selain itu, sejak awal membangun bisnis, ia hanya bertekun dalam satu bidang itu.
Berkat kreativitasnya dalam mendesain sebuah tas, kini banyak sosialita dunia yang menggunakan tas karya Sabbatha. Sebut saja Katie Holmes, Julia Robert, Paris Hilton, dan beberapa ibu negara dari beberapa negara di dunia.
Kelemahan
Namun, sebagai seniman, ia mengaku sebenarnya ia tidak terlalu ahli dalam berbisnis. Ada faktor keberuntungan yang turut membuat karyanya bisa mendunia. Mulanya ia hanya ingin memperkenalkan kekayaan Indonesia dengan kerajinan tangannya. Beruntung karyanya tersebut ternyata disukai.
"Yang saya lihat ini suatu keberuntungan buat saya karena saya berhasil mengangkat nilai-nilai warisan Nusantara sendiri," jelasnya.
Sabbatha menjelaskan bisnisnya berawal ketika ia menyadari bahwa setiap orang yang ingin mengunjungi tempat kelahirannya di Bali selalu ingin membawa sesuatu yang khas.
Namun, ia ingin mengubah pandangan bahwa barang-barang khas Bali itu tidak hanya terbatas pada ukiran-ukiran kayu untuk hiasan. Akhirnya, ia pun ingin membuat sesuatu yang lebih fleksibel agar bisa lebih terpakai oleh wisatawan sehari-hari seperti aksesori fesyen dan juga tas.
"Selain banyak wisatawan asing yang datang ke Bali, saya juga kerap mengadakan pameran di luar negeri. Itu juga yang menyebabkan dunia internasional mengenal Sabbatha Bag," tutur lulusan Universitas Sorbonne IX Paris ini.
Selebihnya, dia merinci ada beberapa hal penting yang menjadi kunci penting produk yang dihasilkannya, yakni konsistensi, kreativitas, inovasi, kualitas, dan keunikan.
Dia melanjutkan, kini Sabbatha Bag telah berada dalam naungan PT Mahakarya Warisan Nusantara.
Dengan adanya naungan dari PT Mahakarya Warisan Nusantara itu, ia berharap bisnis yang berjalan berkat hasil kreativitasnya dalam berkarya bisa berkembang lebih jauh lagi. Dalam waktu dekat, Sabbatha Bag juga akan membuka store pertamanya di Jakarta yang berada di Plaza Indonesia. "Kalau perbandingan antara pasar luar negeri dan Indonesia, sebenarnya Indonesia punya market yang tinggi untuk bisa lebih menggunakan karya bangsa sendiri," ungkapnya. (H-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved