Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Literasi Masyarakat Terkait Wakaf Masih Kurang

Mediaindonesia.com
27/9/2019 00:27
Literasi Masyarakat Terkait Wakaf Masih Kurang
acara Diskusi Media 'WakeUp! Wakaf' di Media Center Kementerian Koordinator Ekonomi, Jakarta Pusat, Kamis, (26/9).(Istimewa)

WAKAF masih dipandang sebagai sebuah ibadah yang identik dengan 3M (makam, masjid. madrasah). Kurangnya literasi masyarakat terkait wakaf, menyebabkan wakaf masih dipandang sebelah mata. Padahal potensi wakaf di Indonesia sangat besar dan bisa menjadi alat untuk pemerataan ekonomi. 

Berdasarkan data Badan Wakaf Indonesia (BWI) potensi aset wakaf per tahun mencapai Rp2.000 triliun dengan luas tanah wakaf mencapai 420 ribu hektare. Sementara potensi wakaf uang bisa menembus kisaran Rp188 triliun per tahun. Saat ini potensi wakaf yang terealisasi baru Rp400 miliar. 

Di sisi aset wakaf tanah sebanyak 337 bidang masih belum bersertiflkat dan baru 168 bidang tanah yang sudah bersertifikat. Data Kementerian Agama menyebutkan. jumlah tanah wakaf mencapai 161.579 hektare dengan luas aset wakaf yang tersebar di 366.595 lokasi. 

Hal itu mengemuka dalam acara Diskusi Media 'WakeUp! Wakaf' di Media Center Kementerian Koordinator Ekonomi, Jakarta Pusat, Kamis, (26/9). Dompet Dhuafa menginisiasi Gerakan "WakeUp! Wakaf" yang menjadi sebuah momentum bulan wakaf yang berlangsung pada September hingga November. 

Direktur Eksekutif Dewan Ekonomi Keuangan Syariah Bank Indonesia, Edi Fairuzabadi, mengamini wakaf memiliki potensi yang luar biasa. Namun, kata dia, masyarakat masih belum yakin sekali ketika menyalurkan dana sosial mereka melalui lembaga. 

"Itu sebabnya kami bersama dengan Bank Pembangunan Islam (IDB) dan BWI (Badan Wakaf Indonesia) menyusun waqf core principles, bagaimana mengelola zakat dengan standar internasional," ujarnya.

Pemateri lain, Direktur Eksekutif Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) Ahmad Juwaini, sepakat bahwa literasi wakaf harus terus dikembangkan. Sejauh ini ia melihat pengembanga sektor ini belum membuat terobosan-terobosan yang sebenarnya dibolehkan oleh fikih.

Masyarakat cenderung menyalurkan wakaf melalui aset tidak bergerak (wakaf sosial). Padahal wakaf produktif atau wakaf uang sangat memiliki peran bukan hanya kebermanfaatan pada masyarakat, juga mengembangkan surplus investasi wakaf. 

Masalah ini dikarenakan kurangnya sosialisasi dan edukasi tentang wakaf. Dan masih rendahnya pertumbuhan entrepreneur yang dapat membantu dalam pengembangan wakaf produktif. 

Sebagai Lembaga filantropi Islam yang telah berdiri sejak 26 tahun, dan bagian dari ekosistem ekonomi syariah, Dompet Dhuafa telah mengembangkan program berbasis wakaf produktif. Di antaranya, RS Rumah Sehat Terpadu Parung. Bogor, yang telah melayani Iebih dari 15 ribu duafa per bulan.

Dompet Dhuafa juga mengembangkan Kampung Agroindustri di Kebun Indonesia Berdaya di Subang, Jawa Barat. Di bidang pendidikan, lembaga ini mengembangkan wakaf produktif pada Sekolah SMART Ekselensia Parung dan Cibinong, serta Pesantren Hafldz Village yang akan dibangun di Lido, Jawa Barat. 

Selain itu, di bidang ekonomi, Dompet Dhuafa juga melakukan pengembangan sentra ternak, perikanan, kampung wisata, dan pemberdayaan ekonomi Iainnya yang memberikan dampak sosial yang luas, khususnya dalam pengentasan kemiskinan. 

Memasuki era revolusi industri 4.0, sudah semestinya wakaf produktif menjadi sebuah gerakan yang mampu membuat masyarakat Iebih sadar terhadap pentingnya wakaf dalam percepatan pertumbuhan ekonomi, dengan menargetkan sejuta wakif untuk mendorong pertumbuhan aset wakaf produktif. 

Oleh karena itu Dompet Dhuafa menginisiasi Gerakan 'WakeUp! Wakaf' yang menjadi sebuah momentum bulan wakaf yang berlangsung pada September hingga November. 

Diharapkan masyarakat dapat mendukung gerakan ini melalui kemudahan wakaf digital. Dengan hadir melalui layanan digital, Dompet Dhuafa memudahkan kalangan milenial yang saat ini mendominasi pertumbuhan penduduk dan menjadi penopang ekonomi Indonesia. (OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya