Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Pameran Seni Rupa Angkat Budaya Gotong-Royong di Kalimantan

Usman Iskandar
18/9/2019 17:52
Pameran Seni Rupa Angkat Budaya Gotong-Royong di Kalimantan
Salah satu karya yang akan di pamerkan dalam pameran besar seni rupa di Samarinda, 20-26 September 2019(Ist)

PERAYAAN seni dari berbagai multidisiplin, baik itu perupa, pematung, desainer, dan  arsitek terbaik dari seluruh Indonesia akan digelar di Samarinda,  Kalimantan Timur 20-16 September 2019. Pameran yang akan melibatkan 100 perupa itu akan menyuguhkan akar budaya lokal masyarakat Banjar di Kalimantan yakni Kayuh Baimbai yang bermakna bekerja bersama-sama atau bergotong royong.

Konsep pameran ini berangkat dari kehidupan sosial keseharian masyarakat banjar yang aktivitasnya banyak dilakukan sungai, dan merupakan bagian dari laku spiritual selain mendayung bersama sampan itu. "Ini juga merujuk pada pidato Ir Sukarno pada 1 Juni 1945 pada sidang BPUPKI mengatakan bahwa intisari dari ideologi negara, ialah Pancasila dan Gotong-Royong," kata kurator pameran Bambang Asrini Wijanarko, dalam rilisnya, Rabu (18/9).

Menurut Bambang, tim kurator yang menyeleksi karya seniman pada kegiatan ini juga melibatkan sejumlah tokoh dan tetua adat Kalimantan, baik secara langsung maupun wawancara.  Penyeleksian karya seniman dikategorikan  dua kelompok, yakni perupa atau seniman individual dan kolektif.

Seniman Individual ialah perupa yang merupakan perwakilan cara memproduksi artistik-nya sesuai ekspresi seni modern. Yakni, karakternya sealur dengan konsep individualisme, yakni sebuah artikulasi bahasa artistik yang sangat personal dengan metoda berkarya melalui pola-pola dengan tata cara sangat eksklusif dan otonom.
Sementara itu perupa kolektif ialah seniman yang dipengaruhi sifat dan karakter ekspresi seni kontemporer yang terbuka, mencair (tidak ekslusif dan meredusir sifat sangat personal) dan merespons kultur lokal yang mengglobal.

Acara tahunan yang dihelat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Kesenian Republik Indonesia ini, dipusatkan kegiatannya di Kalimantan, yakni di Kota Samarinda. Dan dibagi dalam tiga zonasi Kalimantan.

Zona pertama, Kosmopolitanisme,merupakan sebuah masyarakat yang inklusif dan daerah yang maju, baik pada peradaban masa lalu dan kini. Sebuah konsep sosiologis, di mana orang-orang kosmopolit akan menerima keberbedaan nilai-nilai yang beragam dan membangunnya dalam visi cita-cita bersama demi kemajuan.

"Dengan demikian, seniman-seniman dan pekerja kreatif ditantang menampilkan karya-karya terbaiknya yang sejalan dengan masyarakat maju yang menjunjung nilai-nilai kosmopolit," kata Bambang.

Zona kedua, adalah Ekspresi Seni Islam. Keyakinan dan budaya tentang Islam telah ratusan tahun mendarang-daging di masyarakat Kalimantan. Konsep tentang gotong-royong atau Kayuh Baimbai yang terintegrasi dalam budaya Islam sebuah keniscayaan. Budaya-budaya yang terpuncak dalam seni Islam telah memberi hibriditas corak seni Islam di Kalimantan. Seperti Kesultanan Kutai Taruma Negara di Kalimantan Timur (Sultan Muhammad Sulaiman pada abad ke-19) yang sangat eraat dengan  dengan Kesultanan Brunei dan Kesultanan Malaka (Malaysia).

Zona ketiga, adalah Peradaban Tua Kalimantan. Tema Kayuh Baimbai mengingatkan, bahwa istilah gotong royong telah dikenal lebih dari seribu tahun, yang bisa dilihat pada kerajaan besar peradaban kuno masyarakat di Kalimantan dengan Kerajaan Kutai Martadipura berlokasi di Muara Anam. Jejaknya dapat ditemukan pada ekspresi-ekspresi seni di Kutai Kertanegara, Tenggarong dan artefak-artefak di Museum Mulawarman.

Perhelatan seni rupa terbesar yang baru digelar di Kalimantan ini akan mengesplorasi warisan para nenek-moyang berbagai etnik di Kalimantan. Hajatan seni rupa yang diselenggarakan di Big Mall, Samarinda para 20 - 26 September 2019 ini  dikemas dalam bentuk festival, pameran, seminar seni rupa dan pembuatan mural. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya