Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Sumur Wakaf, Oase Warga saat Kekeringan

Zubaidah Hanum
29/8/2019 16:43
Sumur Wakaf, Oase Warga saat Kekeringan
Warga menggunakan sumur wakaf ACT di Dusun Jiwo, Desa Pajeng, Kecamatan Gondang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.(DOK ACT)

KONDISI kekeringan yang terjadi hampir di seluruh provinsi Indonesia. Aksi Cepat Tanggap (ACT) pun terus mendistribusikan jutaan liter air bersih per harinya, termasuk di Dusun Jiwo, Desa Pajeng, Kecamatan Gondang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

"Tidak hanya mendistribusikan air bersih, tim ACT juga membantu pipanisasi bagi sumur-sumur warga yang kekeringan sejak Januari 2019 dari program Sumur Wakaf. Karena beberapa sumur kecil lain yang ada di sekitar sumur besar andalan warga sudah tidak mengalirkan air sama sekali," kata Lukman Azis Kurniawan, Direktur Komunikasi Aksi Cepat Tanggap dalam rilis yang diterima Media Indonesia, Kamis (29/8).

Dalam kurun empat bulan terakhir, ACT telah memproses kurang lebih 1.400 sumur wakaf di seluruh Indonesia. Pipanisasi di Dusun Jiwo terbentang dari sumur besar di desa bawah agar bisa dialirkan ke desa atas dan ditampung di sebuah toren yang terletak di dalam Masjid Dusun Jiwo. Tidak hanya itu, sebuah MCK juga dibangun kala itu dan semuanya masih berfungsi hingga kini.

Sunarto, salah satu warga di Dusun Jiwo berharap, pipanisasi ini bisa terus membantu mengatasai kekurangan air, khususnya di desa bagian atas. 

"Jadi, tidak perlu lagi repot-repot mengambil ke sini (sumur besar) cukup di atas sana aja. Karena jaraknya dari atas ke bawah itu kurang lebih 500 meter,” harap Sunarto.

Selain untuk keperluan jemaah masjid dan memenuhi kebutuhan ratusan keluarga, air tersebut juga sering digunakan untuk keperluan sekolah yang terletak di seberang masjid. Anak-anak SD yang berada di sekitar sana kerap mengambil air di masjid itu untuk kebutuhan mereka.

“Kadang kalau disuruh bapak dan ibu guru cari air, ya ambilnya dari Sumur Wakaf juga. Misalnya untuk menyiram bunga dan untuk cuci tangan, mereka mengambilnya di situ. Sebelum adanya pipanisasi dari Global Wakaf ACT, mereka cari airnya di sumur besar ini juga, kadang bawa jeriken gitu. Tapi akhir-akhir ini sudah mulai berkurang semenjak adanya pipanisasi ini,” kata Sunarto.

Baca juga: Kapal Ramadan ACT Sambangi Pulau Terluar Kalsel

Sunarto yang telah merasakan manfaat dari sumur ini merasa berterima kasih kepada para dermawan yang telah membantu melalui Global Wakaf ACT. Untuk tahun ini, mereka mengalami kekeringan karena kemarau panjang, namun sedikit banyak dapat teratasi dengan adanya Sumur Wakaf.

“Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Global Wakaf ACT dan donatur yang telah memberikan bantuan ini berupa pipanisasi, sumur, MCK mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi masyarakat dan ke depannya bisa membantu warga warga yang lain, bukan cuma di sini saja,” harap Sunarto.

Selain sumur wakaf, ACT juga menargetkan distribusi 2,1 juta liter air bersih di 28 cabang kantor ACT dengan total 500.000 penerima manfaat per hari. 

"ACT mengajak semua masyarakat untuk bahu-membahu mengirimkan bantuan melalui aksi nyata di bit.ly/DermawanAtasiKekeringan," seru Lukman.

Lukman menambahkan, dalam kondisi kekeringan ini, kebutuhan air bagi konsumsi manusia sangat mendesak. Di wilayah pedesaan, warga bahkan harus berbagi air untuk hewan ternaknya. 

Tidak turunnya hujan dalam waktu sekitar tiga bulan di hampir seluruh wilayah Jawa mengakibatkan kekeringan yang merata. Sementara, untuk membeli air warga harus mengeluarkan pengeluaran ekstra. 

"Harga air yang dipatok bevariasi mulai Rp100 ribu-Rp400 ribu per tangki ukuran 6 ribu liter," sebut Lukman. (A-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik