Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
YAYASAN Amazing New Beginning, yang bergerak di bidang sosial seperti kesehatan, terus menggugah sesama anak bangsa untuk saling peduli pada sesama, terutama mereka yang membutuhkan pertolongan.
"Masyarakat Indonesia yang umumnya berada di bawah garis kemiskinan amat merindukan sentuhan kepedulian," ungkap Ketua Pembina Yayasan Amazing New Beginning, Sriwati Jennete, saat peresmian yayasan tersebut di Jakarta, Minggu (25/8).
Karena itu, yayasan yang didirikan Sriwati Jennete, Djuariah Chanafie, dan Rina Laurentine Sindunata, ini menyerukan solidaritas sosial untuk membantu warga yang membutuhkan kesehatan layanan, terutama bagi penduduk dari kelompok ekonomi menengah ke bawah
“Kami coba membantu masyarakat yang belum tersentuh oleh pemerintah. Bantuan ini bukan hanya kesehatan fisik, tetapi juga bantuan sentuhan kasih,” kata Sriwati.
Ia menjelaskan yayasan ini memiliki program pengobatan gratis door to door, membantu para lansia, dan memberikan pelatihan kesehatan kepada masyarakat.
Baca juga: Warga Simalungun di Perantauan Eratkan Persatuan
"Yayasan berharap bisa menyediakan layanan kesehatan holistik (bio-psiko-sosial-spiritual) bersifat suportif, mendidik, dan spiritual. Target kami ialah membantu masyarakat yang tidak mampu untuk diberikan pengobatan gratis dan sentuhan kasih,” ujarnya.
Untuk personel yang diterjunkan, menurut Sriwati, yayasan menyiapkan dokter spesialis mata, spesialis syaraf, dan dokter lainnya yang masih aktif.
"Saat ini, kami dengan pengurus dan anggota berjumlah 30 orang sudah berhasil memberikan bantuan di 7 titik di seluruh Indonesia. Dari 7 titik itu, setiap titiknya ada 200-300 orang yang butuh bantuan kami. Seperti saat kami memberi pengobatan gratis bagi 250 orang di Banten," terang Sriwati.
Di kesempatan sama, Ketua Yayasan Amazing New Beginning, Karl Hendrik Silaen, menjelaskan, yayasan yang didirikan pada 5 Maret ini, berharap bisa memberikan pelayanan dari para medis dan care giver lebih lanjut.
"Kami nantinya melatih juga orang awam menggantikan keluarga pasien terutama dalam hal berkomunikasi dan melayani pasien, khususnya para lansia," terang Karl. (RO/OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved