Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
KASUS bullying atau perundungan dialami, WA, seorang siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Bekasi pekan lalu. Perundungan terjadi dari persoalan sepele menyangkut urusan di sebuah asrama. Namun tindakan perundungan kian memucak, saat tayangan video korban tersebar di media sosial (medsos).
Akibat videonya muncul di Whatsapp, Instagram, dan Facebook, korban mengalami depresi dan traumatik. Korban tidak lagi mau bersekolah, mengucilkan diri, dan bahkan bisa memicu gangguan jiwa serta bunuh diri,
“Hal serupa terjadi di Inggris yang dialami anak yang bermama Molly. Sebagaimana dilaporkan the Guardian, tindakan perundungan juga disebarkan di media sosial. Beberapa korban perundungan memiliki kecenderungan untuk melakukan bunuh diri,” kata Muhammad Agus Syafii, konsultan dan pemerhati anak di Jakarta, Minggu (26/8).
Fakta tentang hubungan media sosial dan depresi diungkap Centre for Longitudinal Studies dalam laporannnya yang berjudul Heavy social media use linked to depression in young teens.
Laporan itu menjelaskan bahwa data pada 10.904 anak berusia 14 tahun yang lahir antara tahun 2000 dan 2002 di Inggris yang berjenis kelamin perempuan rata-rata memiliki skor gejala depresi yang tinggi.
Sebanyak 43,1% anak perempuan mengatakan mereka menggunakan media sosial selama tiga jam atau lebih per hari, jika dibandingkan dengan anak laki-laki yang hanya 21,9%.
“Dari riset Centre for Longitudinal Studies, tercatat pengguna media sosial memiliki kebiasan pola tidur yang berubah, mengalami pelecehan di dunia maya, citra diri untuk diterima dan dipuji meningkat. Faktor-faktor tersebut ternyata bisa memicu meningkatnya tingkat stres dan depresi,” jelas Agus dari Rumah Amalia Ciledug, Kota Tangerang.
Menurut Agus, salah satu tipsnya untuk menghindari terjadi hal yang tidak diinginkan tersebut yakni dengan menjauhkan telepon seluler dari kamar tidur sehingga diharapkan dapat mengatasi gangguan tidur dan membuat suasana hati bahagia.
“Selain itu, aktivitas sosial dan mengajak anak untuk berbincang dan aktivitas motorik yang menggembirakan, jadi anak itu tidak akan menggunakan telepon mereka sebagai sahabat, guru ataupun panutan,” papar Agus.
Dengan mejauhkan telepon genggam dari tempat tidur, anak akan membatasi penggunaan media sosial malam hari. “Lakukan hal itu agar anak tidur nyenyak bisa memperbaiki suasana hati dan yang masalah lain agar hidup bahagia,” tambahnya. (OL-09)
Tanpa pemahaman dan kontrol diri yang baik, kebiasaan membagikan informasi dan konten di media sosial bisa mengganggu dan merugikan orang lain.
Oversharing di media sosial berkaitan dengan kebutuhan mendapatkan validasi dari orang lain.
AKTRIS Tissa Biani kini tengah menyambut perilisan film terbaru yang dibintanginya, Norma Antara Mertua dan Menantu saat Lebaran.
Melansir dari situs Times of India, terdapat 5 alasan yang membuat sejumlah orang jarang posting foto dengan pasangan di medsos, ini daftarnya.
Tantangan sebenarnya adalah apakah bisa platform media sosial betul-betul mendeteksi secara akurat, bahwa akun tersebut merupakan akun media sosial dari anak-anak.
Bila aturan tersebut perlu diperkuat, maka PP yang sudah disahkan bisa dijadikan Undang-Undang (UU)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved