Sabtu 17 Agustus 2019, 10:05 WIB

Para Tokoh Bangsa Berperan Penting Ciptakan Perdamaian

Antara | Humaniora
Para Tokoh Bangsa Berperan Penting Ciptakan Perdamaian

ANT/Puspa Perwitasari
Kepala BNPT Suhardi Alius saat berbicara di depan anggota DPR RI.

 

PARA tokoh, baik itu tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh intelektual, maupun tokoh pemuda yang ada di Indonesia, harus bisa bersatu dan memiliki peranan yang sangat penting untuk membantu mencegah beredarnya paham radikal terorisme di masyarakat.
 
Selain itu para tokoh tersebut juga berperan untuk menciptakan perdamaian jika terjadi gejolak atau perbedaan pilihan dan pandangan yang terjadi di tengah masyarakat. Karena permasalahan radikalisme dan perbedaan ini menjadi tanggung jawab bersama seluruh komponen bangsa.
 
Hal itu dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Suhardi Alius, usai bertindak sebagai pemantik untuk memberikan pandangan atas situasi negara bangsa Indonesia saat ini dan proyeksinya ke depan pada acara diskusi kelompok terarah (FGD) mengenai 'Scenario Planning Workshop on Indonesia' yang digelar oleh Gerakan Suluh Kebangsaan, di Jakarta, Jumat (16/8) malam.
     
"Peran tokoh ini sangat penting sekali. Justru yang menjadi pemersatu bangsa itu adalah tokoh-tokoh itu baik tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh intelektual, tokoh pemuda. Mereka yang bisa menjadi penyejuk di masyarakat jika terjadi perbedaan. Pandangan atau pilihan dan bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat jika di lingkungan masyarakat itu terjadi upaya-upaya infiltrasi penyebaran paham radikal. Karena ini menjadi tanggung jawab berama," ujar Suhardi.
 
Suhardi merespons sangat positif tentang adanya Gerakan Suluh Kebangsaan ini. Menurutnya, bangsa ini memang membutuhkan suatu gerakan-gerakan di luar pemerintahan tetapi terdiri atas seluruh tokoh-tokoh masyarakat tersebut untuk bisa berkontribusi danmerasa perlu untuk memberikan informasi mengenai permasalahan radikalisme terorisme serta meluruskankembali pandangan salah yang dihembuskan kelompok radikal tersebut terhadap bangsa ini  .
 
"Sehingga BNPT berkepentingan untuk memberikan pengayaan informasi mengenai apa yang terjadi di tengah-tengah masyarakat dengan fakta fakta dan data yang lengkap bagaimana kita bisa memberikan treatment kalau kita tidak bisa mengidentifikasi dan melihat gejala-gejala apa yang terjadi di masyarakat. Tentunya fakta dan data ini nantimya dapat digunakan sebagai data awal untuk menyusun strategiberikutnya," imbuh mantan Kapolda Jawa Barat ini .
 
Oleh sebab itu, dalam pertemuan tersebut, Kepala BNPT yang pada Jumat siang baru tiba dari Tanah Suci usai menunaikan ibadah haji atas undangan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi ini langsung hadir untuk memenuhi undangan Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan, Mahfud MD. Ia punh menguraikan secara panjang lebar dari semua perspektif dan memberikan masukan kepada tim Gerakan Suluh Kebangsaan atas pandangannya mengenai Scenario Planning Indonesia ke depan.


Baca juga: Presiden Diminta Perintahkan BPN Setop Bahas RUU Pertanahan

 
"Sehingga masukan yang kami berikan tadi mudah-mudahan ini bisa menjadi cikal bakal dalam rangka Suluh Kebangsaan dalam membuat strategic planning, bahwa ada langkah-langkah yang harus kita kuatkan di tengah globalisasi yang luar biasa ini. Apalagi di era digital informasi yang mudah sekali berubah perilaku kita hanya gara-gara itu (perbedaan pandangan dan pilihan)," ujarnya.
 
Ia berharap banyak dari para tokoh-tokoh ke depannya turut aktif membenahi dan menyatukan kembali masyarakat yang di tahun politik ini sempat terkotak-kotak karena adanya perbedaan. Karena untuk menyatukan ini adalah tanggung jawab bersama.
 
"Ini adalah tanggung jawab moral kita bersama, tanggung jawab kolektif. Tidak boleh lagi ada silent majority. Ketika itu melihat  salah, tentunya harus bersama-sama untukmengoreksi. Kebiasaan kita selama ini masalah yang kecil dibiarkan salah tentunya nanti akan menjadi kulturatau budaya tidak baik. Tentunya hal seperti itu tidak boleh. Harus adakeberanian moral dari seluruh anak bangsa untuk mempertahankan negara kesatuan Indonesia dengan segalaperspektifnya," pungkasnya.

Sementara, Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan, Mahfud MD, megatakan, pihaknya pada FGD ini sengaja mengundang Kepala BNPT karena radikalisme sangat dekat dengan terorisme.
 
"Batasnya tidak jauh. Seorang radikal itu, kalau ada kesempatan dan kalau sudah ‘bensinnya’ cukup itu ujungnya ke teror, kan begitu. Itulah sebabnya dari 15 tokoh yang kami undang salah satunya kami mengundang Kepala BNPT, Pak Suhardi Alius. Ini agar kami mendapatkan informasi mengenai bagaimana peta sebenarnya yang ada di hadapan kita tentang gerakan terorisme dan radikalisme ini," ujar Mahfud.
 
Lebih lanjut mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini menjelaskan, Gerakan Suluh Kebangsaan merupakan satu gerakan yang ingin membangun kesadaran berbangsa dan bernegara tanpa intoleransi, tanpa teror, kemudian juga mencari peta peta masalah yang harus dihadapi secara bersama-sama. (OL-1)

Baca Juga

MI/Susanto

Pemerintah Dukung Penambahan Kuota Haji Asal Indonesia 

👤Mediaindonesia.com 🕔Selasa 21 Maret 2023, 15:18 WIB
Pemerintah Arab Saudi berencana menambah kuota jemaah haji asal...
Ist

Kini Masyarakat Tak Perlu Khawatir Lagi terhadap Sirop Obat

👤mediaindonesia.com 🕔Selasa 21 Maret 2023, 14:46 WIB
Penyebab kasus GGAPA  karena adanya cemaran bahan pelarut PG) atau PEG yang diganti dengan Etilen Glikol (EG) atau Dietilen...
MI/M Irfan.

Mengenal Objek Kajian Sosiologi dan Jenisnya

👤Meilani Teniwut 🕔Selasa 21 Maret 2023, 14:30 WIB
Lantas, apa saja jenis kajian sosiologi? Simak selengkapnya di bawah...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya