Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
DUKUNGAN suami, keluarga, dan lingkungan dapat membantu ibu menyusui memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif pada bayinya. Direktur Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Kirana Pritasari menuturkan keberhasilan pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI dipengaruhi berbagai faktor antara lain pengetahuan dan keterampilan ibu dan tenaga kesehatan, tersedianya fasilitas menyusui di tempat kerja, komitmen ibu, dukungan ayah, keluarga, masyarakat, serta pengen-dalian pemasaran susu formula.
"Kendala yang dihadapi ibu dalam memberikan ASI eksklusif antara lain kurang dukungan dari orang terdekat, masalah fisik dan emosi, serta tidak tersedianya ruang laktasi di tempat kerja," ujar Kirana dalam acara peringatan pekan ASI Sedunia di Jakarta.
Pekan ASI Sedunia tahun ini mendo-rong dan menyosialisasikan terciptanya kebijakan setara gender bagi ibu menyusui di tempat kerja baik di sektor informal maupun formal. Selain itu, menurut Kirana, peran tenaga kesehatan juga sangat penting terutama dalam menyukseskan program inisiasi menyusui dini (IMD) di fasilitas kesehatan bagi para ibu pascamelahirkan. IMD dapat memudahkan ibu serta bayi memulai proses menyusui.
Saat ini cakupan IMD perlu ditingkatkan. Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa proporsi IMD pada anak umur 0-23 bulan masih 58,2%. Adapun, pemberian ASI ekslusif pada anak umur 0-5 tahun mencapai 74,5%.
Di sisi lain Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat Indonesia masuk dalam 10 negara penyumbang angka kematian bayi terbesar di dunia, lantaran pemberian ASI eksklusif di Indonesia yang masih rendah. Menurut Ketua Satuan Tugas ASI IDAI, Dr Elizabeth Yohmi pemberian ASI eksklusif dapat menurunkan angka kematian bayi yang cukup besar hingga 22%. Tidak hanya itu, pemberian ASI eksklusif bila dilakukan dengan benar juga dapat menekan angka stunting.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun menargetkan angka cakupan pemberian ASI eksklusif global setidaknya 50% pada 2025. Sementara itu, angka ASI eksklusif di Indonesia masih berkisar sebesar 37,3% pada 2019. Edukasi kepada masyarakat mengenai pen-tingnya menyusui dan mempersiapkan kehamilan dengan baik ialah usaha yang sangat efektif membuat kualitas pertumbuhan dan perkembangan anak di masa mendatang.(Ind/H-1)
Pentingnya penguatan data kesehatan, khususnya penyakit zoonosis (penyakit yang ditularkan dari hewan dan unggas) serta pemantauan malnutrisi, agar kasus serupa dapat dicegah sejak dini.
Medical Check Up menjadi layanan yang paling diminati di luar negeri, menandakan potensi besar industri kesehatan domestik yang harus dioptimalkan.
Kasus Raya, anak di Sukabumi, Jawa Barat, yang meninggal karena tubuhnya dipenuhi cacing menunjukkan standar kebersihan di masyarakat Indonesia masih tergolong rendah.
Kesehatan adalah soal ideologi, bukan sekadar urusan teknis atau statistik. Kita harus bersama bergandengan tangan membangun sistema kesehatan dengan fondasi nilai keadilan.
Berjalan cepat minimal 15 menit setiap hari dapat menurunkan risiko kematian dini hingga 20%, mengurangi risiko penyakit serius.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa perokok mentol cenderung lebih sulit berhenti karena sensasi dingin yang dihasilkan membuat rokok terasa lebih ringan.
Mitos seputar pemberian MPASI itu mulai dari pemberian madu untuk anak yang baru lahir, hingga larangan pemberian MPASI bertekstur hingga anak tumbuh gigi.
Studi terbaru ungkap lebih dari 17 juta bayi lahir dari fertilisasi in vitro (IVF) sejak 1978.
Susu formula harus diberikan kepada bayi yang mengalami kelainan metabolisme bawaan atau kelainan genetik yang menyebabkan dirinya tidak bisa mencerna ASI.
Penyakit Respiratory Syncytial Virus (RSV) kini menjadi perhatian utama dunia kesehatan. Walau sering dianggap sebagai flu biasa, RSV menyimpan potensi bahaya serius.
Lonjakan kasus Respiratory Syncytial Virus (RSV) memicu kekhawatiran di kalangan medis, khususnya karena virus ini menyerang kelompok paling rentan: bayi dan lansia.
Bingung puting bisa berpotensi menyebabkan masalah termasuk salah satunya menurunkan produksi ASI yang padahal masih dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembang bayi usia 0-6 bulan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved