Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Kementerian LHK Dukung Rehabilitasi Danau Toba

Mediaindonesia.com
01/8/2019 10:15
Kementerian LHK Dukung Rehabilitasi Danau Toba
Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan dan Sesditjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung Yuliarto Joko Putranto menanam pohon macadamia.(MI/Apuliskandar)

KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) mendukung upaya rehabilitasi kawasan Danau Toba sebagai destinasi wisata. Dukungan itu dilakukan dengan pencanangan penanaman pohon macadamia di areal Geopark Kaldera Toba (GKT) di Desa Sigulatti, Kecamatan Sianjur Mula-mula, Sumatra Utara, kemarin.

Hadir dalam pencanangan penanaman pohon macadamia itu Presiden bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.

Hadir pula Sekretaris Direktorat Jenderal Pe­ngendalian DAS dan Hutan Lindung Kementerian LHK Yuliarto Joko Putranto yang mewakili Menteri LHK Siti Nurbaya, Gubernur Sumatra Utara Edi Rahmayadi, dan beberapa pejabat pemerintah kabupaten di kawasan Danau Toba dan sekitarnya.

Penanaman pohon macadamia dilakukan secara simbolis oleh Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan yang mewakili Presiden Jokowi, didampingi Sesditjen Pengendalian DAS dan Hutan Lin­dung Yuliarto Joko Putranto. Yuliarto menyampaikan tanaman macadamia yang dikembangkan di sekitar kawasan Danau Toba bertujuan merehabilitasi hutan dan menghijaukan lahan kritis. Tanaman ini juga bernilai ekonomi tinggi dan diyakini akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan Danau Toba.

Menurut Yuliarto, tanaman macadamia sangat cocok tumbuh di Danau Toba dengan ketinggian lebih dari 900 meter dan amat mudah pemeliharaannya. Tanaman ini merupakan tanaman keras yang sangat memiliki fungsi ekonomi tinggi dan menguntungkan dengan harga jual mencapai Rp500 ribu per kilogram dan bisa menghasilkan lebih dari 100 juta/hektare/tahun.

Namun, lanjut dia, tanam­an macadamia baru dapat dipanen pada umur tanaman 5 tahun, dengan produksi tanaman rata-rata satu pohon sebanyak 25 kg per tahun. Pada tahun ini, Kementerian LHK sudah melakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) dan menargetkan akan menanam 300.000 batang di lahan sekitar 400 ha yang tersebar di tujuh kabupaten sekitar kawasan Danau Toba.

“Tahun ini kami menyiapkan kegiatan 13.300 ha, DAS Danau Toba menjadi skala prioritas. Kami sudah mempersiapkan 400 ribu bibit,” jelasnya.

Dia menambahkan, tanam­an macadamia ini pernah tumbuh di daerah Toba, tetapi tidak bisa dimakan. Karena itu, saat ini Kementerian LHK mendatangkan benih dari luar negeri agar tanaman itu juga dapat dimakan. Tanaman ini sangat cocok ditanam di daerah tangkapan air seperti kawas­an Danau Toba.

Selain itu, terang Yuliarto, macadamia juga mampu tumbuh di lahan kering sehingga cocok dijadikan sebagai tanam­an yang mampu menghijaukan kembali lahan yang sudah kritis. “Ada sekitar 29.000 ha lahan kritis yang menjadi sasaran rehabilitasi kita,” pungkas Yuliarto.

Kepala Pusat Informasi Geopark Kaldera Toba Wilmar Simanjorang berharap dengan penanaman pohon macadamia akan berimbas pada kebangkitan pariwisata di sekitar Danau Toba sesuai dengan visi Presiden Joko Widodo yakni target 2 juta pengunjung pada tahun ini, yang disertai dengan pembenahan infrastruktur sesuai dengan pariwisata berbasis geopark.

Danau Toba yang termasuk di dalamnya Pulau Samosir telah ditetapkan menjadi Geopark Kaldera Toba sebagai salah satu destinasi superprio­ritas di Indonesia dan telah diusulkan pemerintah masuk UNESCO Global Geopark pada awal Maret 2019.

Adapun progres rehabilitasi hutan dan lahan pada daerah tangkapan air Toba tercatat semakin meningkat. Sejak 2015 hingga 2019, sebanyak 5.383 hektare telah direhabilitasi, dengan total bibit produktif sebanyak 78 ribu batang, serta kebun bibit rakyat sebanyak 68 unit atau setara 1.700 hektare. (AP/Try/S5-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya