Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
INDONESIA ibarat sebuah kapal besar yang sedang berlayar mengarungi Samudera. Untuk bisa mengarungi samudera yang juga dilayari banyak kapal, perlu ada keunggulan yang dibangun oleh Indonesia.
Buah pemikiran tersebut dituangkan oleh Founder sekaligus Chariman Jababeka Group Setyono Djuandi Darmono dalam buiku terbarunya berjudul "Building a Ship While Sailing".
Buku yang juga telah diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh The Straits Times Press Pte Ltd itu, merupakan buku kelima karya pribadi S.D Darmono.
Rektor Universitas Islam Indonesia Komaruddin Hidayat yang jadi salah satu pembedah buku tersebut mengatakan, Darmono mampu membawa alam pikiran pembaca ke Rumah Indonesia yang hidup, terang penuh peluang, dan harapan.
"Spirit ke-Indonesiaan yang dinyalakan dalam buku ini tidak hanya dipantik oleh romantisme kesejarahan masa lalu, namun juga bagaimana bangsa besar yang meraih kemerdekaan dengan berdarah-berdarah ini bangkit melanjutkan perjuangan. Dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada untuk keluar dari jepitan persaingan global negara-negara penguasa ekonomi dunia," kata Komarudin.
Dalam buku tersebut, Darmono juga mengajak masyarakat Indonesia berefleksi melihat kebebasan yang kini didapat. Menurut Komaruddin, Darmono mengingatkan, kebebasan yang ada juga harus dipertanggungjawabkan.
Baca juga : Buku Terbaru Karya SD Darmono : Membina Manusa Kunci Peradaban
"Bebas itu baik, tapi hendaknya kebebasan yang bertanggung jawab, memiliki aturan sehingga tidak merobohkan bangunan rumah ini. Buku ini mengajak kita untuk berkolaborasi, secara bersama-sama membangun kapal besar bernama Indonesia," ujarnya.
Budayawan Mohamad Sobary yang juga ikut membedah buku mengatakan, pemikiran Darmono dalam buku terbarunya itu terlihat sangat dipengaruhi oleh tokoh bangsa yang dikaguminya. Salah satunya presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno.
"Pada bagian akhir buku ini, disebut kekaguman Darmono kepada bung karno, kepada syahrir kepada sejumlah tokoh nasional dan kekagumannya itu tidak hanya berhenti di kekaguman saja. Kekaguman itu bagian dari apa yang beliau sudah jalankan selama ini," kata Sobari.
Darnono, lanjuut Sobari mengimplementasikan kekagumannya dengan langsung berlayar di dunia bisnis meski ia ibaratkan belum punya kapal yang kuat saat itu. Jalan sebagai pebisnis dipilih Darmono sebagai bagian untuk ikut membangun Indonesia.
Di sisi lain, pendiri sanggar kebudayaan Rumah Budaya Nusantara Puspo Budoyo, Luluk Sumarso mengatakan, visi yang terkandung didalam buku Darmono itu dimaksudkan untuk membangun budaya unggul untuk menjadikan bangsa indonesia sebagai bangsa yang besar dan bangsa yang unggul.
Dalam bukunya building a ship while shailing beliau menguraikan secara jelas perjalanan panjang sejarang bangsa mulai abad ke-VII peradaban Sriwijaya, lalu Abad ke -XIV Majapahit sampai ke abad ke XXI peradaban Indonesia saat ini.
"Indonesia tercipta karena sebuah keajaiban sejarah, dan ternyata kita ini memiliki DNA bangsa unggul sejak dahulu kala," ujar mantan Dirjen Energi Terbarukan Kementerian ESDM tersebut.
Bedah Buku Building A Ship While Sailing karya S.D Darmono diinisiasi oleh Tidar Heritage Foundation, sebagai sebuah lembaga nirlaba yang memfokuskan visi misinya di bidang kebudayaan, sosial, pendidikan dan keagamaan. (RO/OL-7)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved