Buku Terbaru Karya SD Darmono : Membina Manusa Kunci Peradaban

Ghani Nurcahyadi
25/7/2019 18:00
Buku Terbaru Karya SD Darmono : Membina Manusa Kunci Peradaban
Bedah buku terbaru SD Darmono(Dok. President University)

MEMBINA Manunsia merupakan bagian dari kunci peradaban. Pendiri PT. Kawasan Industri Jababeka, SD Darmono menyebut proses pembinaan itu sebagai "human process factory'

Pemikiran itu ia tuangkan dalam buku karyanya yang ke-6 yang berjudul "Bringing Civilizations Together-Nusantara di Simpang Jalan".

Human Process factory menurut SD Darmono Indonesia memiliki potensi yang besar yang perlu digarap bersama sama dengan dunia luar.       

Untuk itu, Indonesia harus memiliki konsep seperti pabrik yang memproses manusia, yaitu yang miskin jadi kaya, dan yang bodoh menjadi pandai.    

Ketua Yayasan Pendidikan Universitas Presiden Budi Susilo Soepandji saat membedah buku tersebut mengatakan, dalam pembangunan manusia dan ekonomi perlu dilakukan pemerataan. Perlunya membangun smart cities dan smart people disetiap provinsi di indonesia.

Baca juga : Cara Sapardi Berterima Kasih

"Jadi dari ribuan pulau yang ada,  nantinya tidak semua terkonsentrasi hanya di pulau Jawa. Karena itu untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat mutlak dibutuhkan sebuah kolaborasi. Jangan sampai pengertian Nation menjadi ekslusif sehingga menjadi hambatan dalam membangun bangsa," Kata mantan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional.

Budi mengatakan buku karya SD Darmono itu bercerita mengenai semangat dan optimisme seorang Darmono dalam upaya mengatasi berbagai persoalan utamanya membina manusia sebagai kunci peradaban.

"Ini merupakan buku yang penting, wajib dibaca, bagaimana kita membangun SDM yang unggul,  mengolah tata ruang, membangun smart city dan smart people, lalu budi pekerti, etika, cinta kasih, teknologi dan tantangan industri 4.0 hingga kepersoalan politik," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Dosen President University yang juga mantan Menteri Negara Riset dan Teknologi, Muhammad A.S Hikam mengatakan, buku karya terbaru SD Darmono itu menjadi bacaan menarik karena latar belakang SD Darmono yang merupakan pebisnis.

"Pak Darmono dikenal sebagai sosok pebisnis handal yang kapasitasnya berkelas internasional, namun menulis buku juga ternyata enak dibaca juga mudah dimengerti oleh semua lapisan. Jarang sekali ada orang seperti ini," kata Hikam.

Buku ini menjadi makin menarik, karena selama ini jarang ada pebisnis yang bicara soal etika. Pasalnya selama ini dikatakan Hikam, pebisnis hanya akan mengedepankan keuntungan semata.

"Bukan hanya profit, etika menjadi prinsip utama Pak Darmono dalam menjalankan setiap proses bisnisnya," ujar Hikam.

Hal menarik lainnya, disebut Hikam adalah menyoal sentralisasi politik dalam buku yang ditulis oleh Darmono.

"Pebisnis selama ini menghindari yang berkaitan dengan politik. Namun, hal ini menjadi salah satu pandangan yang menarik diuraikan secara lugas oleh pak Darmono, didalam bukunya" tandas Hikam.

Perlu diketahui,  Inti dari buku "Bringing Civilizations Together"  karya SD Darmono adalah tentang membina manusia sebagai kunci peradaban.

Baca juga : Hidup Realistis Generasi Milenial

Peradaban tersebut dimulai dari cinta, yakni  'cinta akan kebijaksanaan' dan 'cinta akan pengetahuan.

Cinta tersebut kemudian menjelma menjadi etika, akhlak, moral, atau keluhuran budi.

Dalam menulis buku dan menjalankan setiap aktifitas pekerjaannnya SD Darmono dilandasi oleh cita-citanya untuk melayani orang lain atau orang banyak.

Melayani tersebut merupakan awal dari kebijaksanaan yang berlandaskan pengetahuan. Kebijaksanaan tersebutlah yang pada ujungnya dibutuhkan untuk membangun bangsa dan membangun peradaban.

Adapun buku-buku yang telah ditulis ataupun membahas profll SD Darmono lainnya ialah, Menembus Batas: Pemikiran, Pendapat, dan Visi Setyono Djuandi Darmono (2006),Think Big, Start Small. Move Fast (2009), One City One Factory: Mewujudkan 100 Kota Baru (2015), dan Building a Ship While Sailing (2017).



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya