Jemaah Haji yang Wafat Dibadalkan

Sitria hamid
23/7/2019 03:20
Jemaah Haji yang Wafat Dibadalkan
Jemaah yang wafat.(Ilustrasi/ANTARA/Eddy supriatna)

PEMERINTAH memastikan semua jemaah haji Indonesia 2019 yang telah diberangkatkan dari Tanah Air sudah berhaji. Ketika ada jemaah haji yang wafat, pemerintah akan menghajikan dan memberikan sertifikat. Ketua Sektor 5 Khalillurrahmanmenyampaikan hal itu di kawasan Sektor 5 di Madinah, Arab Saudi, kemarin.

"Pemerintah punya kewajiban untuk memastikan semua jemaah haji yang telah diberangkatkan dari Tanah Air, jika meninggal dunia, tanggung jawab pemerintah untuk menghajikannya. Caranya dengan badal (menggantikan) haji," jelas Khalillurrahman seperti dilaporkan Sitria Hamid dari Madinah, kemarin.

Sementara itu, hingga hari ke-17, jumlah jemaah haji Indonesia yang wafat di Tanah Suci berjumlah 13 orang. Kebanyakan yang sudah berusia lanjut dan memiliki penyakit bawaan sejak dari Tanah Air. Laporan Sistem Informasi Komputerisasi Haji Terpadu atau Siskohat Kementerian Agama menyebutkan bahwa sebagian besar jemaah meninggal dunia ketika berada di Madinah.

Jemaah yang meninggal antara lain Ahmad Dimyati Ruhbi, 56, Sapan Tumanga Loga, 69, Khairil Abbas Salim, 62, Sumiyatun Sowikromo Sutardjan, 57, Mudjahid Damanhuri Ma-ngun, 74, Subli bin Muhammad Nasri, 61, Artapiah Armin Musahab, 60, Soeratno G Mangun Wiyoto, 74, Ahmad Suparman bin Jubed, 53, dan Rabiun Daliman Arsyad, 54.

Menurut Kepala Bidang Kesehatan Haji Indonesia, Indro Murwoko, merujuk pada data Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), pemicu sakit jemaah haji yang datang berobat ialah dehidrasi.

Kemarin, cuaca di Arab Saudi berkisar 44-48 derajat Celsius. Cuaca panas menyebabkan dehidrasi bagi jemaah haji yang kurang minum serta memicu kambuhnya penyakit-penyakit yang diderita jemaah di Tanah Air.

Khalillurrahman yang tahun ini bertugas membadalkan jemaah haji menambahkan, jika ada jemaah haji yang meninggal dunia di rumah sakit Arab Saudi, prosedurnya ialah rumah sakit akan mengeluarkan sertifikat kematian (COD), lalu memanggil keluarga jemaah bila ada di Arab Saudi. Bila tidak ada keluarga di sana, ketua kloter yang akan dipanggil.

Pengamanan di Masjid Nabawi

Meskipun jumlah jemaah haji di Madinah mulai berkurang, pengamanan di Masjid Nabawi tetap diintensifkan melalui kerja sama dengan pihak keamanan masjid.

Saat ini sudah memasuki hari ke-16 pelayanan terhadap jemaah haji di daerah kerja Madinah, dan sudah dimulai dilakukan pendorongan (pemberangkatan) jemaah haji ke Mekah mulai 14 Juli 2019. Kedatangan terakhir jemaah ke Madinah dijadwalkan pada 20 Juli 2019.

"Kita menempatkan para petugas haji untuk pengamanan di titik-titik rawan di kawasan Masjid Nabawi karena telah terjadi beberapa kasus pencurian terhadap jemaah," jelas Kepala Daerah Kerja Madinah Akhmad Jauhari.

Akhmad Jauhari mengatakan pihaknya juga masih fokus pada peningkatan pelayanan terkait dengan akomodasi, transportasi, dan konsumsi untuk para jemaah haji.

Dia menambahan, haji khusus mulai datang pada 19 Juli, dan terakhir di Madinah pada 2 Agustus. Adapun akhir pemberangkatan jemaah haji Indonesia dari Tanah Air pada 5 Agustus 2019.

"Sesuai ta'limatul hajj, 5 Agustus adalah batas terakhir jemaah haji ada di Madinah," tukasnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya