Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
KANKER otak menarik perhatian masyarakat sejak aktor Agung Hercules diberitakan mengidap penyakit ini. Menurut Dr dokter Made Agus M Inggas SpBS, kanker otak termasuk salah satu kanker paling ganas yang penyebarannya sangat cepat.
Meskipun demikian, menurut Made, angka harapan hidup atau kesintasan (survival rate) pasien kanker otak kini semakin baik. "Perkembangan teknologi makin maju, termasuk di Indonesia. Pengobatan di Indonesia sama dengan standar internasional. Angka survival kita sama dengan pusat-pusat kanker lain karena kita punya modalitas yang sama dengan yang ada di negara lain," tuturnya.
Standar pengobatan kanker otak, yakni dengan operasi, radiasi, dan kemoterapi. Setelah kanker diangkat dan jenisnya diketahui, dilakukan radioterapi untuk membersihkan sel kanker yang mungkin masih tertinggal. Langkah selanjutnya ialah kemoterapi.
Kemoterapi kanker otak berbeda dengan jenis kanker lain. Obatnya berupa pil yang diminum, bukan cairan yang diinfus. "Hingga kini obat yang tesedia hanya satu jenis, yakni Temozolomide. Itu terapi yang sudah diterima secara internasional," jelas Made.
Temozolomide diberikan dalam enam seri. Dalam satu seri, obat diminum setiap hari selama lima hari. Pemberian obat akan dijeda selama 23 hari. Kemudian masuk pemberian seri dua, jeda 23 hari lagi, dan demikian seterusnya.
Menurut Made, bentuk pil Temozolomide tidak rusak di lambung sehingga diserap 100% masuk ke darah, bahkan tembus ke cabang otak. Obat lain tidak bisa menembus karena molekulnya besar.
BPJS sudah menanggung rangkaian pengobatan kanker otak, mulai operasi, radioterapi, hingga kemoterapi. Sayangnya, Temozolomide yang ditanggung BPJS hanya khusus untuk kanker otak stadium 4.
"Kabar baiknya, tahun depan stadium 3 juga akan ditanggung BPJS," kata Made.
Seperti halnya obat kemo lain, Temozolomide ditujukan untuk membunuh sel-sel kanker yang masih tersisa. Namun perlu diingat, sembuh dalam kanker otak tidak berarti sel kanker hilang sama sekali. "Dalam medis, pasien disebut sembuh bila tidak lagi merasakan gejala, kankernya terkontrol dengan baik, dan kondisinya stabil. Itu sudah dianggap sembuh, meski kanker tidak sepenuhnya hilang," paparnya.
Setelah menjalani enam seri kemoterapi, pasien menjalani evaluasi dengan MRI kepala. Selanjutnya, monitor MRI dilakukan setelah tiga bulan dan diulang tiga bulan berikutnya. Bila hasil baik, MRI dilakukan enam bulan kemudian dan diulang enam bulan selanjutnya. Jika hasilnya baik, MRI cukup dilakukan setahun sekali dan diulang tiap tahun. (NIK)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved