Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
MEMPERINGATI 111 tahun Polychromos, Faber Castell menggelar pameran seni lukisan di store Faber-Castell Plaza Senayan, Jakarta. Pameran dibuka resmi Managing Director PT Faber Castell International Indonesia, Yandramin Halim, bersama artis Happy Salma.
Yandramin berharap, pameran ini menjadi inspirasi bagi siapa saja yang berminat berkarya dalam bidang seni, tidak selalu harus seorang seniman.
"Saya ingin semua orang mampu bermimpi lalu menuangkan dalam karya seni. Kita bisa bereksperimen tentang mimpi melalui goresan seni,” kata Yandramin, di Plaza Senayan, Jakarta, Sabtu (29/6).
Pameran yang berlangsung 29 Juni hingga 13 Juli 2019 itu menghadirkan seniman muda berbakat yakni Angga Yuniar dan Adrie Basuki, yang mengambil tema 'Dreams'.
Pada even ini, Faber Castell mengedepankan produk Polychromos Faber Castell. Produk pensil warna ini merupakan produk tertua Faber Castell yang pertama kali diluncurkan pada 1908 dan hingga memasuki usia ke-111, Polychromos masih abadi.
Pasalnya, pengguna produk ini khususnya para seniman tidak hanya menggunakan Polychromos secara konvensional. Mereka bahkan melakukan berbagai eksperimen guna menghasilkan karya lukisan yang sangat bagus dan kreatif.
Di awal diluncurkan, produk pensil warna ini baru memiliki 36 pilihan warna. Seiring waktu, Polychromos terus berkembang hingga saat ini tercatat menjadi 120 warna. Tidak hanya untuk melukis di atas kertas juga bisa melukis di atas kanvas bahkan kayu.
Baca juga: Diare Bisa Akibatkan Tengkes pada Anak
Yandramin mengutarakan, melukis merupakan cara bereksperimen yang murah dan mudah, bisa dilakukan siapa saja. Bahkan mereka yang berusia tua, sudah bekerja, dan memiliki kesibukan dikantor.
Ia mencontohkan tren masyarakat di Jerman yang mulai belajar melukis saat sudah usia dewasa bahkan lansia. Mereka ada yang rela mengambil cuti kerja hanya untuk belajar di akademi seni lukis. Menurut dia, generasi milenial dapat meluangkan waktu di tengah kemajuan teknologi era revolusi industri 4.0 dewasa ini dengan bereksperimen melukis.
"Saya kira generasi milenial dapat memanfaatkan seni lukis untuk bereksperimen tanpa cuti bekerja atau membeli tiket pesawat untuk bereksperimen," cetusnya.
Dia berpesan dalam menekuni seni lukis, janganlah terobsesi pada hasil, agar selama membuat karya seni tidak takut untuk mengeksplorasi. Sebab, pada hakikatnya tidak ada seni yang jelek. Seni adalah soal rasa yang mampu dieksploitasi dari diri pelukisnya sendiri.
Bagi Happy Salma, kehadirannya untuk mengapresiasi dan menikmati karya seni lukis yang digagas Faber Castell. Ia mengaku sang anak yang berusia 4 tahun kini sedang gemar melukis yang mewarisi bakat ayah dan keluarga mertua Heppy Salma.
"Jadi saya apresiasi even ini dan saya penikmat seni," tukasnya. (RO/OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved