Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

CIRI Gelar Pelatihan Motorik Bagi Penderita Down Syndrome

Ghani Nurcahyadi
23/6/2019 14:15
CIRI Gelar Pelatihan Motorik Bagi Penderita Down Syndrome
CIRI gelar pelatihan motorik bagi anak Down Syndrome(Dok. CIRI)

SETIAP anak Indonesia, termasuk  penderita down syndrome memiliki kesempatan yang sama untuk bermain, berkreasi, dan berkarya.

Hal itu ditegaskan Ketua Umum Yayasan Citra Kartini Indonesia (CIRI) Ayu Rosan di sela acara pelatihan  motorik  bagi anak-anak penderita down syndrome, yang diselenggarakan CIRI Centennial di Rumah Ceria Down Syndrome, Pejaten Barat, Jakarta, pada Sabtu (22/6).

“Kami mengajarkan kepada anak-anak down syndrome  cara membuat ikat celup yang ramah lingkungan. Ini adalah proyek pertama  CIRI Centennial dan hasil dari pelatihan ini  akan ditindaklanjuti untuk program selanjutnya,” jelas Ayu.

Ayu mengatakan, pada pelatihan yang berlangsung selama satu hari itu, anak-anak down syndrome  mendapat dukungan dari  anggota CIRI Centennial  tentang cara pembuatan ikat celup ramah lingkungan. 

Baca juga : CIRI Rayakan Keberagaman Lewat Budaya, Seni, dan Tradisi

“Nantinya ikat celup yang dihasilkan dapat dijadikan syal dan aksesoris lainnya,” kata Ayu.

Sementara itu, Ketua CIRI Centennial Raisya Roeslani mengaku bangga dapat bermain sambil berbagi pengetahuan dengan teman-temannya, penderita down syndrome yang bernaung di bawah Yayasan Wimar Asih. 

“Teman-teman penderita down syndrome juga mempunyai hak sama seperti kita untuk bermain, berbagi pengalaman, dan berkreasi. Saya sangat bersyukur dapat membuat ikat celup menggunakan pewarna alami dari tumbuh-tumbuhan. Melalui pelatihan ini, teman-teman dapat melatih motorik mereka,” kata Raisya. 

Menurut Raisya, CIRI Centennial sejak didirikan tahun lalu, melakukan  aktivitas  sosial dan pelestarian lingkungan. Tahun lalu, CIRI Centennial melakukan penanaman sebanyak 500 pohon di sejumlah daerah. 

“Pewarna yang kami gunakan berasal dari pohon-pohon yang ditanam. Saat ini, kami melakukan kegiatan sosial sambil belajar secara akademis. Masih banyak hal lainnya yang kami akan lakukan. Ini adalah PR yang harus diselesaikan,” katanya. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya