Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SETIAP anak Indonesia, termasuk penderita down syndrome memiliki kesempatan yang sama untuk bermain, berkreasi, dan berkarya.
Hal itu ditegaskan Ketua Umum Yayasan Citra Kartini Indonesia (CIRI) Ayu Rosan di sela acara pelatihan motorik bagi anak-anak penderita down syndrome, yang diselenggarakan CIRI Centennial di Rumah Ceria Down Syndrome, Pejaten Barat, Jakarta, pada Sabtu (22/6).
“Kami mengajarkan kepada anak-anak down syndrome cara membuat ikat celup yang ramah lingkungan. Ini adalah proyek pertama CIRI Centennial dan hasil dari pelatihan ini akan ditindaklanjuti untuk program selanjutnya,” jelas Ayu.
Ayu mengatakan, pada pelatihan yang berlangsung selama satu hari itu, anak-anak down syndrome mendapat dukungan dari anggota CIRI Centennial tentang cara pembuatan ikat celup ramah lingkungan.
Baca juga : CIRI Rayakan Keberagaman Lewat Budaya, Seni, dan Tradisi
“Nantinya ikat celup yang dihasilkan dapat dijadikan syal dan aksesoris lainnya,” kata Ayu.
Sementara itu, Ketua CIRI Centennial Raisya Roeslani mengaku bangga dapat bermain sambil berbagi pengetahuan dengan teman-temannya, penderita down syndrome yang bernaung di bawah Yayasan Wimar Asih.
“Teman-teman penderita down syndrome juga mempunyai hak sama seperti kita untuk bermain, berbagi pengalaman, dan berkreasi. Saya sangat bersyukur dapat membuat ikat celup menggunakan pewarna alami dari tumbuh-tumbuhan. Melalui pelatihan ini, teman-teman dapat melatih motorik mereka,” kata Raisya.
Menurut Raisya, CIRI Centennial sejak didirikan tahun lalu, melakukan aktivitas sosial dan pelestarian lingkungan. Tahun lalu, CIRI Centennial melakukan penanaman sebanyak 500 pohon di sejumlah daerah.
“Pewarna yang kami gunakan berasal dari pohon-pohon yang ditanam. Saat ini, kami melakukan kegiatan sosial sambil belajar secara akademis. Masih banyak hal lainnya yang kami akan lakukan. Ini adalah PR yang harus diselesaikan,” katanya. (RO/OL-7)
Di Sekolah Khusus Anak Mandiri, anak-anak berkebutuhan khusus tidak hanya mendapat pendidikan akademik, tetapi juga dilatih keterampilan hidup.
Anak berkebutuhan khusus (ABK) juga butuh bergaul dan punya ruang yang tidak terbatas.
Kolaborasi ini melibatkan workshop seni dan kerajinan yang dirancang untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak berkebutuhan khusus untuk mengekspresikan kreativitas mereka.
Polres Tasikmalaya menetapkan status tersangka pada pasangan SM, 50, dan BK, 61, dalam kasus pembunuhan terhadap anak kandungnya sendiri yang berkebutuhan khusus berusia 10 tahun.
Aksi pungut sampah sebagai simbol kepedulian terhadap lingkungan dalam rangka peringatan Hari Pramuka ke-63.
Melalui pelatihan ini, para siswa diajak untuk mengenal dasar-dasar fotografi produk khususnya makanan dengan memaksimalkan fitur yang ada di smartphone.
Faktor seperti usia orang tua, defisiensi nutrisi, folat, dan kelainan pada metabolisme B12 diduga bisa menjadi penyebab down syndrome.
Down syndrome bisa diketahui sejak awal kehamilan tepatnya mulai usia kandungan 10 minggu, dengan melakukan pemeriksaan NIPT.
PEKAN lalu, Pelayanan Kesehatan Nasional Inggris mengumumkan down syndrome pada janin bisa dideteksi lewat tes darah.
Pelecehan pada anak penyandang down syndrome berawal dari kekurangpahaman masyarakat yang menduga anak tersebut sebagai kutukan
PERSATUAN Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (Potads) kembali menggagas peringatan World Down Syndrome Day (WDSD) yang jatuh setiap 21 Maret.
ADANYA indikasi down syndrome dapat dideteksi sejak dini lewat pemeriksaan ultrasonografi (USG).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved