HUT Ke-3, Purnomo Yugiantoro Center Luncurkan Data Center & Buku

Ghani Nurcahyadi
22/6/2019 15:00
HUT Ke-3, Purnomo Yugiantoro Center Luncurkan Data Center & Buku
Purnomo Yusgiantoro bersama pengurus PYC(Dok. Purnomo Yusgiantoro Center)

MOMENTUM peringatan tiga tahun berdirinya lembaga penelitian energi-sumber daya mineral, pertahanan-keamanan, dan sosial-budaya, Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) ditandai dengan diluncurkannya Data Center dan buki terbaru tentang kiprah Purnomo Yusgiantoro yang pernah menjabat Menteri ESDM dan Menteri Pertahanan.

Pada awalnya Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) yang bertempat Jalan Wijaya IX/12 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan itu digunakan untuk menampung sekitar 15 ribu buku referensi, dokumen, dan informasi serta berbagai koleksi lukisan dan cindermata yang dikumpulkan selama ini Purnomo Yusgiantoro. 

Dalam perjalanannya, dengan dilandasi keinginan untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam sektor energi-sumber daya alam, pertahanan- keamanan, dan melestarikan nilai-nilai sosial- budaya bangsa Indonesia, PYC berkembang menjadi organisasi nirlaba (non-profit) dan independen yang bergerak dalam lingkup penelitian sektor energi-sumber daya alam, dan pertahanan-keamanan, serta kegiatan sosial-budaya pada skala lokal, nasional, maupun global.

Ketua Umum PYC Filda C. Yusgiantoro mengungkapkan, PYC elah berkontribusi dan turut serta dalam mengawal perkembangan sektor energi dan sumber daya alam. Tercatat PYC bekerja sama dengan Universitas Pertahanan (Unhan) melakukan studi strategis wilayah terdepan NKRI di Natuna. PYC juga mendukung penyelenggaraan Festival Mahasiswa ITB (IPFest) untuk meningkatkan prestasi mahasiswa Indonesia. 

"Tahun 2017, PYC menyelenggarakan konferensi energi internasional (International Energy Conference, IEC) yang pertama, dan yang kedua tahun ini akan diselenggarakan bulan November 2019. Disamping konferensi, ada acara lomba esai, infografis, dan foto. PYC juga aktif diundang untuk memberikan pandangan dalam lingkupnya di berbagai perguruan tinggi, dan lembaga pengkajian Lemhannas dan Wantannas. Kerjasama dengan berbagai lembaga internasional  antara lain IPS untuk pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT), ERIA untuk perencanaan sektor energi di Bappenas, dan Climateworks untuk masalah lingkungan hidup," katanya dalam keterangan tertulis, Sabtu (22/6).

Kedepan, lanjut Filda, diharapkan PYC dapat terus berkembang dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak sesuai dengan lingkupnya. 

Dalam kegiatan sosial budaya, ujar Filda, PYC mendukung penuh upaya PINKAN Indonesia (Persatuan Insan Kolintang Nasional Indonesia) menjadikan alat musik ansambel kolintang dari Minahasa, Sulawesi Utara, sebagai warisan budaya tak benda UNESCO. 

Untuk itu, PYC bersama dengan PINKAN Indonesia aktif menampilkan kolintang antara lain di Sydney Opera House Australia; di New Jersey, PBB dan Smithsonian Amerika; di Imperial Hotel Tokyo dalam rangka 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Jepang; serta Pagelaran kesenian Nusantara bersama dengan Jaya Suprana School of Performing Arts di KBRI Bangkok.  

Baca juga : AHY Berharap Yudhoyono Institute Lahirkan Pemimpin Masa Depan

"Disamping itu, setiap tahun dalam rangka menyongsong peringatan hari kemerdekaan Indonesia PYC menyelenggarakan lomba catur junior, dan aneka ragam kegiatan sosial seperti kunjungan ke panti jompo Bekasi, vaksinasi difteri dan pemeriksaan mammografi," tuturnya.

Pengawas PYC Inka B. Yusgiantoro menjelaskan, PYC sebagai organisasi penelitian di sektor energi dan sumber daya alam memahami bahwa ketersediaan dan kelengkapan data memiliki peranan penting dalam memahami kondisi dan perkembangan sektor energi dan sumber daya alam. .

Namun data yang disajikan kepada publik kurang interaktif sehingga minat masyarakat untuk menggali informasi rendah. Oleh karena itu, PYC berinovasi membuat pusat data yang memiliki tampilan interaktif dan berharap masyarakat luas dapat mengetahui kondisi saat ini dengan mudah dan ikut mengawal perkembangan sektor yang menjadi nyawa dari bangsa ini. 

"Konten dalam PYC Data Center ini terbagi ke dalam tiga kategori, yakni Ekonomi (economy), Statistik (statistics), dan Kebijakan (policy). Konten ini berasal dari berbagai sumber yang kemudian diolah kembali oleh Tim Peneliti PYC. Kedepannya, data akan senantiasa diperbarui dan dilengkapi secara berkala," ujarnya.

Pembina PYC, Luky A. Yusgiantoro menambahkan, buku terbaru terbitan PYC yaitu Ekonomi Energi: Teori dan Aplikasi (2018), yang ditulis bersama dengan Prof Purnomo Yusgiantoro merupakan penyempurnaan dari buku sebelumnya yaitu Ekonomi Energi: Teori dan Praktis (2009). 

Buku itu dapat dijadikan referensi bagi para peneliti dan praktisi di sektor energi. Buku itu pun telah dipakai sebagai referensi utama di Program Pendidikan Ketahanan Energi di Universitas Pertahanan dan ITB. 

"Buku ini menguraikan penggunaan ilmu ekonomi sebagai dasar untuk menganalisa masalah energi pada tataran mikro dan makro. PYC juga menerbitkan Buletin Energi dan Prosiding yang berisi ringkasan dari berbagai kegiatan seminar dan hasil penelitian PYC," ujarnya.

Di sisi lain, Purnomo Yusgiantoro kini juga berada dalam tahap finalisasi buku terbarunya yang berjudul “JAS MERAH: Menguak Masa Transisi ESDM (2000-2009)”. 

Buku ini nantinya akan diterbitkan oleh PYC. Jas Merah (JAngan Sekali-kali MEninggalkann sejaRAH) tersebut bercerita tentang pengalaman Prof. Purnomo Yusgiantoro selama menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia pada tahun 2000-2009.  

Di dalam buku tersebut juga berisikan pengamatan selepas masa jabatannya dan pandangan terkait masa depan energi Indonesia. 

"Buku tersebut mengandung pesan agar tidak meninggalkan sejarah, khususnya sejarah perjalanan sektor energi & sumber daya mineral. Setiap masa, pelaku sejarah mempunyai tantangannya masing-masing yang berbeda dari waktu ke waktu, namun sejarah itu menjadi landasan bagi hadirnya masa kini," tandasnya. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya