Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Jadi Refleksi Perkuat Pendidikan

Syarief Oebadilah
02/5/2019 09:07
Jadi Refleksi Perkuat Pendidikan
Ribuan wisudawan dan wisudawati hadir dalam upacara wisuda Program Pascasarjana, Sarjana, dan Diploma Universitas Terbuka Periode I(MI/SUSANTO)

HARI Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati setiap 2 Mei diharapkan menjadi refleksi untuk memperkuat pendidikan di Indonesia. Itu sesuai dengan tema Menguatkan pendidikan, memajukan kebudayaan.

Terkait dengan hal itu, Kemendikbud menyelenggarakan Gebyar Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Rangkaian acara itu dilaksanakan selama enam hari, 26-30 April 2019 dan puncak acaranya pada 2 Mei 2019.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, di Jakarta, Senin (29/4), mengatakan, acara itu sudah menjadi tradisi setiap tahun dan menjadi evaluasi dalam sektor pendidikan di Indonesia.

“Gelaran Hardiknas dapat mendorong daerah untuk meningkatkan pendidikan dan kebudayaan demi masa depan Indonesia. Itu dapat dilakukan dengan mengevaluasi apa yang belum dikerjakan dan membuat proyeksi untuk ke depan,” tutur Muhadjir.

Saat ini, lanjutnya, pembangunan pemerintah fokus ke peningkatan sumber daya manusia (SDM) untuk menyempurnakan fokus pemerintah sebelumnya pada pembangunan infrastruktur.

“Pembangunan infrastruktur dan SDM menjadi syarat untuk membawa Indonesia lebih maju lagi,” tutur Muhadjir.

Terkait dengan hal itu, lanjut Mendikbud, pembangunan karakter manusia dan keterampilan menjadi hal penting. “Itu merupakan implementasi revolusi mental yang diusung pemerintahan saat ini,” pungkasnya.

Butuh inovasi
Sementara itu, pemerhati pendidikan Najeela Shihab, mengatakan, masalah pendidikan Indonesia dinilai masih kompleks yang membutuhkan inovasi dan kerja sama atau kolaborasi semua pihak para pemangku kepentingan.

“Saya kira cukup kompleks permasalahannya, tetapi saya yakin dengan melakukan inovasi dan terus menyebarluaskannya, kita bisa mencapai tujuan pendidikan. Syaratnya, perlu kolaborasi, kerja barengan antarpemangku kepentingan. Ini yang kita coba lakukan di Jaringan Semua Murid Semua Guru, dengan merayakan inovasi dan kolaborasi di Pesta Pendidikan 2019, “ kata Najeela di Jakarta, Rabu (1/5).

Najeela yang juga Koordinator Jaringan Semua Murid Semua Guru itu mengutarakan, sejumlah hal terkait dengan kompleksitas masalah pendidikan, antara lain tentang akses pendidikan yang belum bisa dinikmati semua anak karena jumlah anak putus sekolah dan tidak sekolah makin besar.

Selain itu, masalah terbesar ialah kualitas, bahkan anak-anak yang sudah mengenyam bangku sekolah pun belum menjalani proses belajar.

“Tingkat capaian murid dan lulusan dari kompetensi dasar di literasi dan numerasi dasar sampai kesiapan kerja di industri, masih belum sesuai dengan harapan,” paparnya.

Yang terakhir, lanjut Najeela, kita masih punya isu berkait dengan kesenjangan kapasitas dan tata kelola di berbagai pemangku kepentingan.

Dari masalah distribusi guru yang belum merata, sumber daya yang terbatas di sekolah swasta, hingga anggaran pendidikan daerah yang terbatas. (S-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya