Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
MENINGKATNYA debit air sungai Bengkulu hingga menyebabkan musibah banjir dan longsor tidak lepas ulah manusia. Meski begitu, alih fungsi lahan hutan ke pertambangan bukan penyebabnya.
Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Hutan Lindung (PDASHL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Putera Parthama mengemukakan hal itu ketika dihubungi Media Indonesia di Jakarta, Senin (29/4).
Putera mengatakan berdasarkan peta planologi Bengkulu terlihat tutupan lahan di Bengkulu sebanyak 80% terdiri dari pertanian lahan kering campur seluas 37.858 hektare pada daerah tangkapan air (DTA) yang memperburuk daya dukung lingkungan. Adapun kegiatan tambang hanya sekitar 2,24% atau 1.053,5 hektare dan merupakan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH).
"Kalau menurut peta, pertambangan hanya 2%. Dominan pertanian lahan kering. Jadi tidak bisa juga bilang rusak karena pertambangan," ujarnya Putera.
Di kesempatan berbeda, Kepala Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) Doni Murado menyebutkan bencana banjir dan longsor di sembilan kabupaten di Provinsi Bengkulu disebabkan kerusakan di kawasan hulu sungai yang merupakan daerah tangkapan air. Ia menyebut, dari temuan BNPB tangkapan air di hulu sungai mengalami perubahan fungsi lahan karena pertambangan sehingga menyebabkan banjir.
BNPB mencatat sejauh ini bencana banjir di Bengkulu telah menewaskan 29 orang korban dan 13 lainnya masih dinyatakan hilang. (A-2)
WAKIL Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Bengkulu, khususnya Kabupaten Lebong (10/8).
PT Global Inovasi Maju (GIM), bagian dari Farmaklik Group, melepas ekspor kopi robusta Rejang Lebong ke pasar internasional.
OKNUM ASN berinisial L yang bertugas di Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kota Bengkulu diduga melakukan kekerasan seksual terhadap anak berusia 14 tahun.
Dikbud juga akan menyalurkan siswa tersebut ke sekolah yang memiliki kuota jika peserta didik tidak mendapatkan sekolah.
Acara pelantikan ini menjadi momen penting bagi para tenaga honorer dan tenaga kerja non-ASN yang selama ini telah berkontribusi dalam pelayanan publik di Kota Bengkulu.
Dengan konsumsi masyarakat Kabupaten Mukomuko, lanjut dia, yang hanya 20 ribu ton per tahun, maka terdapat surplus sekitar 20 ribu ton beras.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved