Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SETELAH empat tahun mengekskavasi (menggali) kawasan Situs Lambanapu di Desa Lambanapu, Kecamatan Kambera, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional berhasil menemukan puluhan rangka manusia dan kubur tempayan berusia 2.800 tahun lalu.
Temuan di situs tersebut sangat penting karena menunjukkan bukti persebaran penutur Austronesia yang merupakan leluhur orang Indonesia.
“Tahun ini, ekskavasi dimulai pada 5-30 April. Saya dan tim ekskavasi di Situs Lambanapu, Sumba Timur, berhasil mendapat temuan yang sangat luar biasa, setiap jengkal ada kubur tempayan,” ujar arkeolog senior Retno Handini dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional saat dihubungi kemarin.
Kubur tempayan yang ditemukan terdiri atas tiga susun. Padahal, umumnya kuburan di Sumba hanya terdiri atas dua susun.
Menurut Retno, dalam penggalian itu tim dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional sudah menemukan enam kotak. Dalam dua minggu saja, tim mendapatkan puluhan tempayan kubur dan belasan individu yang pernah ada sekitar 2.800 tahun lalu.
Retno dan tim yang memulai riset lapangan sejak 2016 itu mengatakan total temuan dari penggalian tersebut ialah 70 individu rangka yang sudah ditemukan dari puluhan temuan lainnya.
“Situs Lambanapu, Sumba Timur, merupakan situs terpenting di Indonesia karena peninggalan yang ada merupakan bukti pendudukan awal penutur Austronesia di Pulau Sumba. Berdasarkan pertanggalan awal setidaknya telah dihuni sejak 2.800-3000 tahun lalu dan terus berlanjut dalam waktu yang belum diketahui,” tambahnya.
Dari data arkeologi , lanjut Retno, tergambar kehidupan sebuah komunitas dengan populasi yang cukup banyak mengandalkan mata pencarian berladang.
“Mereka juga telah mengenal konsepsi kepercayaan. Hal itu terlihat dari sistem penguburan yang bervariasi berupa penguburan dengan tempayan dan penguburan tanpa wadah. Kuburan itu menunjukkan stratifikasi sosial pada masyarakatnya,” jelasnya lagi.
Wisata unggulan
Retno pun mengatakan Situs Lambanapu diperkirakan telah dihuni sejak 3.000 tahun lalu dan kontemporer dengan situs yang ditemukan di pulau lain, seperti Sumatra, Bali, Jawa, Nusa Tenggara, dan Maluku.
“Situs itu menjadi sangat penting bagi pemahaman leluhur orang Indonesia. Karena itu, kami sangat berharap situs yang sangat penting itu bisa menjadi open site atau museum lapangan,” cetusnya.
Lebih dari itu, Retno berharap temuan itu dapat menjadi wisata unggulan Sumba agar bermanfaat untuk bidang akademik dan pariwisata sehingga dapat membantu masyarakat sekitar.
“Sekaligus bisa menyejahterakan masyarakat Sumba. Mohon dukungannya,” pungkasnya. (PO/X-7)
Situs bernama Aguada Fenix itu merupakan monumen tertua peninggalan suku Maya. Total volumenya melebihi Piramida Agung Giza di Mesir yang dibangun 1.500 tahun lampau.
Falerii Novi didirikan pada 241 SM dan ditempati sampai sekitar abad ketujuh Masehi. Kuil dikelilingi tembok dan areanya hanya 0,3 kilometer persegi.
Situs-situs itu ditemukan di Kepulauan Dampier, sekitar 1.200 km di utara Perth. Penemuan di Cape Bruguieres berusia setidaknya 7.000 tahun dan temuan di Flying Foam Passage berumur 8.500
Penemuan serangkaian potongan bukaan misterius di tebing di dalam lembah suci selatan permakaman kerajaan Umm Al-Qaab. Di beberapa bukaan ditemukan pula tali atau pegangan tangan.
Fosil yang mengandung dua spesimen ditemukan di Daerah Otonomi Mongolia Dalam, Tiongkok utara.
Temuan ini menjadikan kawasan sungai sepanjang 2.500 kilometer (1.553 mil) itu sebagai situs adat tertua di Australia selatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved