Headline
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
TARIF Indonesia Case Base Groups (Ina-CBGs) pada Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang masih berada di bawah nilai keekonomisan menyebabkan terbatasnya tindakan medis. Karena itu, penyesuaian tarif Ina-CBGs pun mendesak dilakukan.
Salah satu dampak rendahnya tarif Ina-CBGs terjadi pada pelayanan pada pasien Thalasemia mayor yang membutuhkan transfusi darah untuk bertahan hidup. Merujuk aturan itu, transfusi darah pasien Thalasemia mayor hanya cukup 2 kantong.
"Padahal, setiap kali kontrol pasien Thalasemia mayor setidaknya membutuhkan 4 hingga 5 kantong darah agar target hemoglobin darahnya di atas 10 bisa tercapai," ungkap Wakil Ketua Umum III Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prasetyo Widhi Buwono dalam diskusi di Kantor PB IDI, Jakarta, kemarin.
Baca Juga : Tarif Ina-CBGs akan Ditinjau Ulang
Oleh karena itu, IDI berharap Kementerian Kesehatan segera memperbaiki besaran tarif INA CBGs. "Jika anggaran pemerintah tidak memungkinkan, ada alternatif lain seperti penerapan urun biaya."
Hingga saat ini dari 2.456 rumah sakit swasta yang ada di seluruh Indonesia, 60% sudah bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Namun, tarif Ina-CBGs RS swasta dibayar 3% lebih rendah dari RS pemerintah. "Padahal standar mutu yang kami terapkan juga setara dengan rumah sakit pemerintah," timpal Wakil Ketua Umum Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Noor Arida Sofiana.
Menanggapi itu, Kepala Bidang Jaminan Kesehatan, Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Kementerian Kesehatan Doni Arianto mengatakan pihaknya masih menghitung biaya rata-rata yang dikeluarkan RS, sebagai acuan evaluasi tarif Ina-CBGs.
Selain itu, pihaknya juga melakukan klasifikasi layanan untuk menentukan tarif pembayaran yang sesuai dengan melibatkan organisasi profesi kedokteran. "Akhir tahun ini diharapkan tarif INA-CBGs baru sudah bisa diujicobakan," ungkapnya.
Asisten Deputi Bidang Utilisasi dan Anti-Fraud Rujukan, BPJS Kesehatan Elsa Novelia menhatakan, pendapatan BPJS Kesehatan masih sangat bergantung pada hasil pendapatan iuran dari peserta. (Ind/H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved