Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
IKAN lentera atau ikan mesopelagik kecil memiliki peran penting dalam sistem laut menyimpan emisi karbon. Namun, peran itu terancam oleh masifnya sampah plastik di laut dalam bentuk mikroplastik.
Pakar Oseanografi Institut Pertanian Bogor Aalan Koropitan mengatakan, sejumlah studi menunjukkan, ikan tersebut trerkontaminasi plastik, sehingga mengancam kelangsungan hidupnya.
"Ini temuan-temuan baru di sejumlah riset yang baru hangat diperbincangkan satu tahun belakangan," kata Alan Koropitan dalam diskusi Pojok Iklim di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Rabu (20/3).
Ia menuturkan kondisi mikroplastik di lautan memang mengkhawatirkan. Tercatat 1,8 triliun mikroplastik mengapung di kawasan Great Pacific Garbage Patch yang berlokasi di tengah Samudra Pasifik.
Baca juga : Pemerintah Siapkan Gerakan Nasional Atasi Limbah Plastik
Penelitian dari University of California San Diego, Amerika Serikat, menunjukkan laju konsumsi (ingestion rate) sampah plastik oleh ikan mesopelagik di Samudra Pasifik bagian utara mencapai 24.000 ton/tahun.
Ikan yang lazimnya berukuran tiga sentimeter tersebut biasanya hidup di perairan dalam hingga kedalaman 1.000 meter. Populasi lentera akan naik ke permukaan laut untuk mencari makan.
Namun, konsumsi mikroplastik bisa menyebabkan ikan mati ataupun kesulitan kembali ke laut dalam karena kemampuan menyelamnya berkurang. Hal itu menyebabkan tidak berfungsinya peran ikan lentera mengekspor karbon ke bawah laut.
"Ikan lentera juga banyak di Indonesia. Stok ikan kita ternyata 10 kali lipat jika memasukkan hitungan ikan ini," ujarnya. (OL-8)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved