Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Konservasi Harimau Sumatra Dievaluasi

Dhika Kusuma Winata
13/3/2019 17:36
Konservasi Harimau Sumatra Dievaluasi
( Foto: Kementerian LHK )

KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) meluncurkan kegiatan Sumatra Wide Tiger Survey (SWTS). Survei yang ditargetkan rampung akhir 2019 itu akan menjadi bahan evaluasi konservasi harimau sumatra yang selama ini dijalankan.

Direktur Bina Pengelolaan Ekosistem Esensial KLHK, Tandya Tjahjana, mengatakan pemerintah menargetkan peningkatan populasi spesies harimau sumatra sebanyak dua kali lipat pada 2022. Target tersebut tertuang dalam National Tiger Recovery Program (NTRP) 2010-2022.

"Untuk memantau efektivitas konservasi harimau sumatra maka dilakukan survei untuk mengetahui kondisi terkini. Program konservasi telah berkembang dalam 10 tahun terakhir. Komitmen dan kerjasama dengan para pihak terkait akan terus ditingkatkan," kata Tandya dalam peluncuran SWTS di Jakarta, Rabu (13/3).

Populasi harimau sumatra menurut sejumlah studi dan survei menunjukkan penurunan. Berdasarkan studi Santiapillai & Ramono (1987) populasi harimau sumatra pernah tercatat sebanyak 800 individu.

Pada 2010, menurut catatan Global Tiger Initiative, populasinya tersisa 325 individu. Kini populasinya menurut data KLHK (2018) diperkirakan meningkat menjadi 604 ekor. Jumlah itu tersebar di 23 lanskap hutan di Sumatra.

Baca juga: Harimau Sumatra Terkam Warga Indragiri Hilir

Menurut Tandya, habitat dan kantong populasi harimau banyak berkurang pada periode 1985-2008 akibat adanya perubahan tutupan hutan dan perubahan fungsi lahan. Selain itu, perburuan dan perdagangan ilegal serta terjadinya konflik manusia dengan harimau juga merupakan ancaman bagi kelestarian satwa dilindungi tersebut.

"Hasil kajian populasi dan habitat yang terbaru menunjukkan terdapat sekitar 604 ekor harimau yang hidup di alam liar. Harimau-harimau tersebut hidup di habitat yang tersisa di seluruh Sumatra. Inilah yang menjadi tantangan bagi kita semua dalam mempertahankan satu-satunya spesies harimau yang tersisa di Indonesia," tuturnya.

Koordinator Pelaksana SWTS Hariyo Wibisono menyatakan SWTS kali ini ialah kegiatan survei satwa liar terbesar di dunia baik dalam hal kemitraan, sumber daya manusia yang terlibat, maupun luasan wilayah. Sebanyak 74 tim survei dari 30 lembaga diturunkan untuk melaksanakan survei di 23 wilayah sebaran harimau seluas 12,9 juta hektare di seluruh Sumatra. Sebelumnya SWTS pertama pada 2007-2009 pernah dilakukan pada area 11 juta hektare.

Survei tahun ini, imbuh Hariyo, juga akan meneliti keragaman populasi genetik harimau sumatra yang tersebar di berbagai lanksap hutan. Itu agar nantinya bisa disusun strategi konservasi mengurangi risiko perkawinan sekerabat (inbreeding) yang bisa berdampak pada kepunahan. Selain itu juga akan dipetakan ketersediaan mangsa alami harimau.

"Hasil SWTS ini nantinya akan digunakan untuk menentukan strategi konservasi ke depan untuk mencapai target penambahan populasi dan menjaga keberlangsungannya," kata Hariyo.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya