Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Dikritik, Green Book Sabet Oscar

MI
26/2/2019 06:15
Dikritik, Green Book Sabet Oscar
(AFP)

SEMPAT menuai kritik karena dianggap melakukan narasi ‘penyelamat putih’, film Green Book akhirnya memenangi Oscar atau Academy Awards 2019 sebagai film terbaik.  

Selain sebagai the best picture, film yang mengisahkan perjalanan seorang pianis kulit hitam bernama Don Shirley (Mahersala Ali) dan sopirnya yang berasal dari ras kulit putih Tony Vallelonga (Viggo Mortensen) itu juga membawa pulang dua ­kategori penghargaan lain, yakni original screenplay dan best supporting actor lewat aktor Mahershala Ali.   

“Ceritanya tentang cinta,” kata Peter Farrelly, produser film itu, saat menerima penghargaan di Dolby Theatre, Los Angeles, California, Amerika Serikat, pada Minggu (24/2) malam waktu setempat atau kemarin  pagi.

Sebelum memenangi Oscar, film yang dikritik karena gagasan bahwa orang kulit berwarna hanya bisa berhasil jika orang kulit putih merintis jalan bagi mereka itu sudah membawa pulang penghargaan untuk film terbaik (musikal atau komedi) di Golden Globes dan penghargaan People’s Choice di Festival Film Toronto.

Dalam perhelatan yang bertaburkan 40 ribu mawar dan 41 ribu kristal serta karpet sepanjang 274,32 meter itu, Green Book mengalahkan nomine lainnya, yakni A Star Is Born, Black Panther, BlacKkKlansman, Bohemian Rhapsody, dan Roma.

Namun, peraih ­penghargaan terbanyak pada Oscar ke-90 itu ialah Bohemian Rhapsody.Film yang mengisahkan band Queen itu mendapat penghargaan untuk kategori film editing, sound editing, dan sound mixing, juga kategori best actor lewat Rami Malek.

Film tentang pahlawan super, Black Panther, juga mendapat tiga penghargaan, yakni dalam kategori ­production design, original score, dan costume design.

Sementara itu, film If Beale Street Could Talk, First Man, A Star Is Born, Vice, BlacKkKlansman, dan The Favourite masing-masing mendapat satu penghargaan.

Adapun untuk kategori film berbahasa asing terbaik diraih Roma. Film yang disutradarai Alfonso Cuaron itu juga mendapat tiga penghargaan, yakni best director, best foreign language film, dan cinematography.

Film tersebut menceritakan kehidupan masa kecil sang sutradara itu sendiri di permukiman Roma, Mexico City, pada 1970-an. (Wan/theguardian.com/X-7)

     



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik