Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
MENTERI Kesehatan Nila F Moeloek tetap mengedepankan kepentingan masyarakat dan kualitas obat mengenai penarikan dua obat terapi bagi pasien kanker kolorektal (usus besar) stadium lanjut, yakni bevasizumab dan setuksimab.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No 1/7/Menkes/707/2018 tentang Formularium Nasional (Fornas) dua obat tersebut tidak lagi dijamin dalam pelayanan BPJS Kesehatan mulai 1 Maret 2019.
Hingga saat ini, Menkes Nila mengatakan tim health technology asessment (HTA) bentukan Kemenkes yang mengkaji efektivitas dan keefisienan dua obat tersebut masih bekerja. Pun jika dua obat tersebut akhirnya benar-benar tidak lagi dijamin BPJS Kesehatan, penggantinya dijamin memiliki mutu yang sama dengan obat sebelumnya.
"Masih dalam proses (kajian). Yang jelas obat harus sesuai mutu. Yang terpenting obat diberikan tepat sesuai indikasi, tepat manfaat, dan mempertimbangkan cost-effective," kata Menkes di Jakarta, Senin (25/2).
Baca juga: Penghapusan Obat Kanker Usus Besar Dikaji
Keluarnya SK Menkes itu disayangkan sejumlah kalangan. Para penyintas kanker meminta pemerintah meninjau ulang dan mencarikan solusi komprehensif agar pasien kanker bisa tetap mendapat pengobatan yang baik.
Menkes mengatakan pasien yang saat ini telah menerima terapi dengan dua obat tersebut tetap bisa mendapatkannya. Namun, lanjutnya, pasien yang mendapat rekomendasi obat setelah berlakunya SK pada Maret mendatang bakal mengikuti aturan baru tersebut.
"HTA membicarakannya dengan organisasi profesi, rumah sakit, dan pasien. Yang memakai obatnya saat ini dilanjutkan karena kalau obatnya disetop gak boleh dong. Obat pengganti jelas manfaatnya harus sama," ujarnya.(OL-5)
Vidi Aldiano menyadari bahwa rumor tersebut berkembang karena ia sempat dipapah oleh Deddy Corbuzier keluar dari panggung usai bernyanyi dan membuat banyak orang khawatir.
Di Indonesia, kanker paru menyumbang 9,5% dari seluruh kasus kanker serta menjadi penyebab 14,1% kematian akibat kanker.
Sektor kesehatan di Indonesia kini memasuki fase baru dengan hadirnya teknologi pemindai PET/CT Biograph Vision Quadra di RS EMC Grha Kedoya.
Penelitian menemukan konsumsi protein hewani tidak meningkatkan risiko kematian, bahkan dapat memberikan perlindungan terhadap kematian akibat kanker.
Memperingati Hari Kanker Paru-Paru Sedunia, sebuah seminar kesehatan bertajuk Kenali Kanker Paru Sejak Dini digelar.
Sarkoma adalah kanker yang berasal dari jaringan mesenkim, lapisan yang dalam tubuh manusia berkembang menjadi jaringan ikat, otot, lemak, pembuluh darah, hingga tulang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved