Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
Peliputan bencana yang tidak menimbulkan optimisme bisa sangat berdampak negatif pada pariwisata. Karena itu, pers (wartawan) harus memiliki kompetensi soal peliputan bencana agar tulisan terarah dan terukur.
"Contoh, saat terjadi bencana di Thaliand fokus pada humanismenya. Jepang fokus pada recovery, bukan pada bencananya," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya, pada Konvensi Nasional Media Massa dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) di Surabaya, Jawa Timur kemarin.
Karena itu, lanjutnya, kompetensi khusus bencana sangat diperlukan bagi wartawan sehingga memberikan penyajian lebih komprehensif karena memiliki keahlian.
"Jika berita bencana disajikan sangat bagus, dampaknya akan ke wisata," tambah Arief.
Dalam kesempatan yang sama anggota Dewan Pers Imam Wahyudi mengatakan wartawan harus memahami semua aspek yang melingkupi suatu peristiwa bencana.
"Wartawan harus memiliki etika yang baik sehingga tidak ikut menjadi bagian dari masalah. Lakukan verifikasi, empati pada korban, dan jangan mengeksploitasi korban," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan dosen Stikosa AWS Surabaya Sirikit Syah. Menurutnya, peliputan bencana harus didasari oleh standar dan etika. Ia menilai saat ini masih banyak media yang kurang memahami peliputan bencana secara baik.
Ada media menuliskan berita dengan judul Indonesia Diprediksi Alami 2.500 Bencana pada 2019. Siapkah Kita? Menurutnya, judul berita seperti itu tidak baik karena tidak perlu pakai tanda tanya dan melemparkan ketakutan. Media massa, katanya, harus mampu membangun harapan ketika meliput peristiwa bencana, bukan menunjukkan kengerian.
Salah seorang tokoh masyarakat Papua, Anton Mambrasar, mengatakan, para jurnalis perlu memberitakan secara berimbang, transparan, dan integritas dijaga. "Saat ini, para jurnalis sudah mulai tersaingi dengan adanya media sosial (medsos), tetapi kebenaran seharusnya tetap di tangan jurnalis dengan pemaparan yang lebih lengkap. Integaritas wartawan itulah yang perlu dijaga sehingga tidak sama dengan oknum di medsos yang menyebarkan hoaks."(FL/
MS/X-7)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved