Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
HASIL penelitian Indonesia Career Center Network (ICCN) 2017 menyebutkan, sebanyak 87% mahasiswa Indonesia mengakui bahwa jurusan yang diambil tidak sesuai dengan minatnya dan 71,7% pekerja, memiliki profesi yang tidak sesuai dengan pendidikannya. Karena itulah, pemerintah meluncurkan aplikasi Aku Pintar sebagai solusi untuk mencegah fenomena salah jurusan yang kerap menimpa siswa SMA/SMK dan mahasiswa. “Kami mengapresiasi terobosan
anak muda Indonesia ini dengan kreativitasnya meluncurkan aplikasi Aku Pintar yang mampu menjawab tantangan dan permasalahan bagi para siswa. Terutama mereka yang ragu dalam menentukan jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya,“ kata Direktur Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Purwadi Sutanto di Jakarta, kemarin. Aplikasi buatan Luvianto Pebri Handoko itu memberikan tes minat dan bakat secara gratis yang bisa diakses lewat ponsel. Hasil tes penelusuran minat dan bakat dapat menjadi acuan bagi siswa SMP saat memilih sekolah kejuruan (SMK) yang tepat. “Ada 144 pilihan untuk sekolah kejuruan,” terang Pebri, sapaan akrab Luvianto Pebri Handoko.
Sementara itu, siswa SMA akan sangat terbantu dalam memilih jurusan yang diminati, apakah IPA, IPS, atau bahasa. Demikian pula, ketika para siswa lulusan SMA memilih jurusan atau program studi saat akan melanjutkan pendidikan di jenjang perguruan tinggi. Aku Pintar memiliki Fitur Cari Kampus yang memuat penjelasan ringkas kampuskampus yang ada di Indonesia, fitur Cari Jurusan yang memuat penjelasan singkat jurusan yang ada, sekaligus, apa yang dipelajari dan prospek pekerjaan dan perguruan tinggi yang memiliki program studi tersebut Pebri mengaku, ide pembuatan aplikasi itu muncul dari pengalamannya sendiri. Akibat dari ketidaktahuan dan ketidakmengertian akan minat
dan bakatnya, Pebri mengambil program pendidikan yang hanya didasarkan rekomendasi teman dan orangtuanya. Ia pun mengalami ketidakpuasan dalam menjalaninya. Pemerhati pendidikan Yohana Elizabeth Hardjadinata mengamini hal itu. “Siswa yang salah memilih jurusan kuliah akan berdampak pada ketidakmaksimalan dalam pekerjaan atau profesi yang akan digeluti sehingga yang bersangkutan tidak dapat berprestasi.”
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved