Headline

Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.

Rayakan Toleransi dalam Persatuan

Rendy Ferdiansyah
08/2/2019 09:30
Rayakan Toleransi dalam Persatuan
Warga keturunan Tionghoa bersembahyang pada malam Tahun Baru Imlek di Wihara Amurva Bhumi, Jakarta, Senin (4/2). Sembahyang menyambut Tahun Baru Imlek 2570 sebagai ungkapan syukur dari Tuhan.(MI/PIUS ERLANGGA)

Mereka berharap bangsa Indonesia tetap makmur, sentosa, dan rakyat semakin rukun meskipun berbeda pilihan dalam pemilu nanti.

MESKIPUN Imlek dipandang sebagai tahun baru orang-orang Tionghoa, tetapi kemeriahannya juga dirasakan kebanyakan masyarakat Indonesia. Setidaknya, ini menjadi bukti nyata bahwa warga dengan beraneka latar belakang dapat bersatu dan memiliki rasa toleransi yang besar terhadap perbedaan di antara mereka.

Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Bangka Belitung, Yanuar, menggambarkan bahwa walaupun majemuk, semua penduduknya menyatu dalam kebersamaan seperti pada perayaan Tahun Baru Imlek 2570. Ini dapat dilihat ketika masyarakat Tionghoa merayakan Imlek, warga lain ikut bertamu. Demikian juga saat umat muslim melaksanakan Lebaran, masyarakat Tionghoa juga tidak segan berkunjung.

"Bangka Belitung merupakan cerminan NKRI. Seperti yang terlihat malam ini, bukan saja umat Konghucu yang hadir, tetapi masyarakat lain ikut serta," ujar Yanuar saat menghadiri Festival Harmoni Imlek 2570 di Kelenteng Amal Bhakti, Jalan Laut Sungailiat, Kabupaten Bangka, Senin (4/2) malam.

Wakil Bupati Bangka Syahbudin menambahkan dalam kesempatan yang sama bahwa Festival Harmoni Imlek 2570 merupakan salah satu bukti cerminan akan kayanya nilai tradisi dan harmonisasi kehidupan di antara suku dan antarumat beragama. "Festival ini, merupakan bagian integral pembangunan pariwisata dan pelestarian nilai-nilai budaya," ujar Syahbudin.

Acara itu secara tidak langsung pula meningkatkan nilai toleransi antarsuku dan agama dalam kehidupan berpayung Bhinneka Tunggal Ika. Dia berharap kegiatan itu juga menjadi agenda rutin sebagai promosi wisata Kabupaten Bangka secara global.

Tidak hanya di Bangka Belitung, para pengurus kelenteng di Banyumas dan Purbalingga, Jawa Tengah, pun merasa bahwa toleransi di kedua daerah cukup baik. Ini terbukti dalam pelaksanaan perayaan Imlek yang berjalan lancar.

Humas Kelenteng Boen Tek Bio Banyumas, Sobitananda, mengatakan bahwa perayaan Imlek berjalan lancar karena masyarakat setempat memiliki toleransi tinggi. "Bahkan, setelah perayaan Imlek dan nanti Cap Go Meh, kami bakal menyelenggarakan acara makam malam bersama yang diikuti warga lintas agama. Setiap tahun, kami memiliki tradisi makan malam bersama pada Cap Go Meh dengan menggelar budaya dari masing-masing agama," jelas Sobitananda.

Menurutnya, selama ini Klenteng Boen Tek Bio menganggap warga lintas agama merupakan keluarga. "Jadi, dalam setiap kesempatan acara, pasti kami mengundang atau sebaliknya kami diundang. Semangat toleransi semacam ini harus terus digelorakan," tandasnya.

Istimewa

Senada dengan Ketua Pengurus Kelenteng Hok Tek Bio Purbalingga, Lim Ngan Min. Pelaksanaan sembahyang dan perayaan Imlek berlangsung tanpa gangguan sedikit pun.

"Purbalingga merupakan salah satu daerah yang menunjung tinggi toleransi beragama. Masyarakat di sini memiliki rasa menghargai. Pada ibadah Imlek, kami juga berdoa agar Indonesia selalu aman dan diberikan kemakmuran," ulasnya.

Perayaan Imlek kali ini juga dimaknai istimewa. Pasalnya, kegiatan tersebut menjelang pemilihan umum yang akan digelar pada 17 April 2019.

"Perayaan Tahun Baru Imlek ini paling bersejarah, yakni menjelang pemilihan umum anggota legislatif DPRD, DPR, DPD, calon presiden, calon wakil presiden. Kami berdoa agar pemilihan nanti berjalan dengan kedamaian, keamanan, kelancaran, dan tidak terjadi perpecahan antargolongan," ucap Ketua Pengurus Vihara Avalokitesvara, Andi.

Puluhan jemaat wihara yang berlokasi di Jalan Pemuda, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, itu memanjatkan doa bersama untuk kelancaran menghadapi Pemilu 2019. Harapan mereka, bangsa Indonesia tetap makmur, sentosa, dan rakyat semakin rukun meskipun berbeda pilihan dalam pemilu nanti.

Seorang jemaat, Lungnajaya alias Ko Aun, memaparkan perayaan Imlek tahun ini hanya dapat berdoa untuk perdamaian dan mendoakan bangsa Indonesia agar tidak terjadi perpecahan, terutama jelang pemilu, yang selama ini dianggapnya semakin memanas.

Imbauan menjaga persatuan juga digaungkan Gubernur Sumatra Selatan Herman Deru. Dia meminta semua warga Tionghoa dan Sumatra Selatan lain dapat terus menjaga keakraban dan kerukunan antarsesama.

Di Tahun Baru Imlek, Herman Deru berharap agar semua memperoleh kesempatan lebih baik dari tahun sebelumnya. Ia berpesan supaya keakraban dapat dipupuk antarpemeluk agama sehingga tercipta kedamaian.

"Saya senang menghadiri perayaan Tahun Baru Imlek 2570 bersama masyarakat Tionghoa di Sumsel dan diliputi rasa bahagia dapat bersilaturahim," ujar Herman Deru.

Menurutnya, peringatan Imlek memiliki multimakna, baik dari aspek agama, sosial budaya, maupun astronomis, yang sangat berarti bagi umat Tionghoa. Imlek juga merupakan momentum yang tepat untuk melakukan introspeksi serta terus melakukan transformasi diri menuju masa depan yang lebih baik serta melakukan refleksi sekaligus evaluasi.

"Momen ini sayang dilewatkan karena efektif digunakan untuk membangun kebersamaan dan kehidupan beragama yang lebih harmonis serta penuh ikatan persaudaraan satu sama lain," pungkasnya. (AD/LD/DW/S-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : PKL
Berita Lainnya