Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
DIREKTUR Jenderal Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono mengatakan pada periode 1 hingga 23 Januari 2019, sudah terdapat 9868 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dilaporkan terjadi di seluruh Indonesia dengan 94 kematian.
Anung mengatakan kasus DBD pada awal 2019 naik mendadak, namun pada dasarnya jumlah kasus hampir sama dengan 2018.
"Tahun lalu pada dasarnya sama, hanya waktunya merata sepanjang tahun, jadi tidak naik mendadak seperti awal tahun ini," terangnya ketika dihubungi Media Indonesia, Jumat (25/1).
Peningkatan kasus, imbuhnya, disebabkan antara lain oleh cuaca, peningkatan populasi vektor nyamuk penular DBD, serta perilaku masyarakat yang kurang menjaga kebersihan. Pasalnya nyamuk aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah.
Vektor tersebut berkembang biak di tempat yang memiliki genangan air, seperti ban bekas atau tempat penampungan air lainnya. Apabila tidak dikubur atau dikuras seringkali menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) terutama pada saat musim penghujan.
Baca juga: Temukan 99 Kasus DBD, Pemda Minta Berantas Sarang Nyamuk
Kementerian Kesehatan, terangnya, telah mengeluarkan surat edaran pada para kepala daerah untuk melakukan gerakan 3 M yakni mengubur, menguras dan menutup tempat yang bisa menjadi sarang perkembangbiakan nyamuk.
Selain 3 M, masyarakat diminta menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, dan menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk.
Dihubungi secara terpisah, Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan ada daerah-daerah yang mengalami peningkatan kasus DBD, di antaranya Provinsi Jawa Timur 2005 kasus, Lampung 827 kasus, Nusa Tenggara Barat 785 kasus, Sulawesi Utara 887 kasus dan Jawa Barat 698 kasus.
Sedangkan daerah yang sudah menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) yaitu Kabupaten Kapuas, Kota Kupang, Kab Manggarai Barat dan Provinsi Sulawesi Utara. Menurut Nadia, surveilans terhadap daerah-daerah tersebut sudah dilakukan di fasilitas kesehatan dari ribuan kasus DBD hanya puluhan yang meninggal.
"Surveilens kasus berjalan baik, memang saat ini curah hujan terus meningkat seiring dengan penambahan kasus," terang Nadia.
Meskipun antisipasi telah dilakukan, tetapi peningkatan kasus terjadi pada awal tahun. Menurut Nadia, hal itu kemungkinan karena pencegahan belum optimal dilakukan di antaranya pemberantasan sarang nyamuk yang belum siap, dukungan lintas sektor lain, dan kewaspadaan masyarakat pada saat sosialisasi pencegahan DBD masih rendah.(OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved