Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Gunung Anak Krakatau Masih Siaga, Potensi Tsunami Kecil

Ferdian Ananda Majni
01/1/2019 15:48
Gunung Anak Krakatau Masih Siaga, Potensi Tsunami Kecil
(ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

KEPALA Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Rahmat Triyono, mengatakan potensi tsunami di pesisir Selat Sunda kecil. Pasalnya, material yang berpotensi longsor hanya tersisa dengan ketinggian 110 meter dari 338 meter.

“Meterialnya banyak berkurang. Longsoran erupsi kemudian diikuti longsoran anak gunung krakatau sehingga memicu terjadinya tsunami,” katanya, di Labuan, Pandeglang, Selasa (1/1).

Baca juga: BMKG Pastikan Isu Tsunami Di Toboali Hoaks

Sejak Tsunami melanda Selat Sunda, kata Rahmat, BMKG memaksimalkan seismograf dikerahkan untuk memantau aktivitas Gunung Anak Krakatau yang masih cukup signifikan dan berpotensi bisa menimbulkan longsor.

“Monitoring kami bukan mengamati aktivitasnya tetapi kemungkinan dampak yang akan ditimbulkan sekira ada getaran, seperti kemarin mencapai 3,4 sampai 3,5 magnitudo, nah jika kekuatanya lebih dari itu atau sama, bisa jadi kami akan menyampaikan warning atau peringatan dini tsunami,” terangnya.

Dia mengakui, sejujurnya tsunami yang diakibatkan aktivitas atau longsoran gunung belum ada sistem yang bisa memberikan warning peringatan tsunami.

Lanjutnya, bukan berarti BMKG menyerah begitu saja. Dengan perangkat yang ada saat ini, pihaknya berupaya memonitor bahkan menghitung kekuatan getaran magnitudo daripada aktivitas gunung Anak Krakatau. “Jika erupsi atau longsoran cukup signifikan sehingga sensor yang ada di Lampung dan Banten akan mampu me-recordnya,” jelasnya.

Baca juga: Tak Khawatir Tsunami, Ancol Masih Jadi Destinasi Favorit Berlibur

Meski demikian, sistem BMKG hanya mendeteksi secara otomatis jika gempa bumi tektonik terjadi, namun setidaknya mereka akan terus mengupayakan mendeteksi getaran yang diakibatkan oleh gunung api. “Nah, tren letusan gunung anak krakatau, dan disampaikan oleh badan geologi juga potensi tsunami sangat kecil,” lanjutnya.

Oleh karena itu, radius waspada tsunami yang sebelum berada di titik 1 kilometer kini diturunkan menjadi hanya 500 meter dari bibir pantai. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya