Headline

PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.  

Fokus

Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.

Kuatkan Persaudaraan di Tahun Politik

Dhika Kusuma Winata
24/12/2018 08:30
Kuatkan Persaudaraan di Tahun Politik
(Dok. Pribadi)

MOMENTUM Natal menjadi refleksi umat kristiani untuk menguatkan persaudaraan sesama anak bangsa. Kerukunan antarumat beragama juga perlu terus dipererat agar rajutan kebangsaan tetap kuat.

Demikian pernyataan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menyambut datangnya perayaan Hari Natal besok.

Sekretaris Umum PGI Pendeta Gomar Gultom mengatakan umat perlu mengedepankan kebersamaan di atas perbedaan. Untuk itu, kesadaran kemanusiaan untuk bisa menerima perbedaan harus terus dikembangkan.

“Kita ada bukan hanya untuk diri kita, melainkan untuk yang lain juga. Yang lain, dengan segala karakteristik juga makluk Ilahi yang harus dimuliakan kemanusiaannya,” ujar Gomar, Sabtu (22/12).
Ia pun berpesan agar ruang publik harus diisi nilai-nilai substantif agama. Meliputi kejujuran, kesetaraan, kemanusiaan, keadilan, dan ragam nilai universal lainnya. Nilai-nilai universal yang luhur itu tidak boleh diabaikan dengan lebih menonjolkan simbol-simbol agama.

“Simbol-simbol agama tidak boleh mengalahkan nilai-nilai inti agama. Tidak perlu ada perebutan ruang publik mengenai simbol agama. Sebaiknya berbagi ruang publik untuk kepentingan bersama,” tuturnya.
Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Ignatius Suharyo mengatakan Hari Natal selayaknya menjadi momentum introspeksi diri bagi seluruh rakyat Indonesia, khususnya bagi umat kristiani.

Pasalnya Natal membawa pesan-pesan damai yang seharusnya di­ilhami dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih saat ini, di tengah tahun politik yang menguras energi, bahkan berujung pada pergesekan yang terkadang tak bisa dielakkan.

Karena itu, melalui momentum atau hari yang baik ini,  meminta nilai yang diajarkan mengenai perdamaian antarse­sama terus digaungkan.
Ia menilai sudah saatnya manusia kembali kepada nilai luhur yang diajarkan Sang Pencipta.

Bijak
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengajak umat kristiani untuk terus meneguhkan pentingnya bijak menyi­kapi perbedaan agar darinya terwujud kebersamaan penuh kedamaian. Menurutnya, kedamaian memberi keleluasaan bagi seluruh warga bangsa untuk melakukan kebajikan.

“Saya mengajak seluruh umat kristiani khususnya dan segenap umat beragama untuk berpartisipasi aktif menciptakan suasana damai dan terus proaktif mendukung percepat­an pembangunan,” pesan Menag di Jakarta, kemarin.

Menag menambahkan, mera­ya­kan Natal bukan hanya dengan nyanyian dan pujian. Lebih dari itu, Natal perlu diterjemahkan dalam upa­ya konkret untuk memahami hakikat keragaman, menyadari luhurnya martabat kemanusiaan, dan pentingnya membangun peradaban. “Selamat merayakan Natal dan menyambut Tahun Baru 2019. Semoga kita semua terus berkemampuan mene­barkan kedamaian, kepada siapa pun, di mana pun, dan kapan pun,” tuturnya.

Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Marsudi Syuhud mengatakan pada waktu dekat bangsa Indonesia dan masyarakat dunia mendapatkan liburan agak panjang untuk merayakan Natal bagi yang merayakannya dan Tahun Baru. PBNU mendoakan keselamatan bagi bangsa Indonesia.

Menurutnya, momen itu waktu yang tepat untuk istirahat sejenak dan salin­g menguatkan silaturahim. (Nda/Bay/*/X-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya