Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
DIABETES dapat terjadi pada masa kehamilan. Diabetes yang demikian disebut diabetes gestasional. Memang, setelah kehamilan berakhir, kondisi diabetes itu akan menghilang dengan sendirinya. Akan tetapi, diabetes gestasional tidak boleh diremehkan.
“Diabetes gestasional yang tidak dikelola bisa menimbulkan sejumlah masalah, seperti meningkatkan risiko keguguran dan cacat lahir, serta berisiko bayi menjadi terlalu besar sehingga sulit melewati jalan lahir. Selain itu, saat kelahiran gula darah bayi menjadi terlalu rendah, ini juga berbahaya,” terang dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin, metabolik, dan diabetes dari RS Pondok Indah-Pondok Indah, Jakarta, dr Wismandari SpPD-KEMD, pada diskusi kesehatan beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, diabetes gestasional terjadi karena sensitivitas hormon insulin pada ibu hamil menurun 45%-75%. Hormon insulin bertugas membantu masuknya gula dalam darah ke sel-sel tubuh. Ketika hormon itu tak sensitif, gula tetap beredar dan menumpuk dalam darah sehingga kadarnya meningkat.
Mengapa ada ibu hamil yang mengalami diabetes gestasional dan ada yang tidak? Menurut Wismandari, ibu hamil yang mengalami diabetes gestasional pada dasarnya sudah memiliki faktor risiko diabetes. Kondisi kehamilan memperberat faktor risiko tersebut sehingga diabetes pun muncul.
Pada perempuan normal, turunnya sensitivitas insulin pada masa kehamilan diimbangi dengan peningkatan produksi hormon insulin sehingga tidak jatuh pada kondisi diabetes karena kadar gula darah tetap normal.
Diabetes gestasional, lanjut Wismandari, umumnya muncul pada masa kehamilan 24-28 minggu ke atas. Ibu hamil perlu mengantisipasinya dengan memeriksakan kadar gula darahnya secara rutin agar jika memang terkena diabetes gestasional, bisa ditangani dengan tepat.
Terlebih, gejala diabetes gestasional sering kali disangka sebagai bagian dari hal-hal umum yang sering dialami ibu hamil, yakni sering buang air kecil, sering haus, dan sering lapar.
Wismandari menekankan, pengendalian diabetes pada ibu hamil sangat penting untuk mencegah berbagai komplikasi berbahaya. Namun, untuk menormalkan gula darah, ibu hamil hanya boleh menggunakan insulin, bukan obat-obatan. Target gula darah normal saat kehamilan ialah di bawah 95 mg/dL saat puasa dan di bawah 120 mg/dL saat 2 jam sesudah makan.
“Penggunaan insulin terbukti efektif dan aman untuk mengendalikan gula darah ibu hamil,” ujar Wismandari.
Diabetes tipe dua
Dengan pengendalian gula darah yang baik, ibu hamil yang mengalami diabetes gestasional bisa melewati proses kehamilan dan kelahiran dengan normal. Namun, perlu diingat, penelitian menunjukkan 50% ibu yang pernah mengalami diabetes gestasional berisiko mengalami diabetes tipe dua pada kurun 5-10 tahun kemudian.
“Karena itu, penerapan gaya hidup sehat dan pemeriksaan gula darah rutin tetap perlu dilakukan setelah melahirkan,” pesan Wismandari. (Nik/H-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved