UNITED Nations Children's Fund (UNICEF) menyatakan sosok ayah sangat berperan penting bagi pengasuhan dan pendidikan anak. Penelitian menunjukkan bahwa semakin baik hubungan ayah dengan anak maka anak akan semakin mudah untuk berteman dan belajar serta menjadi manusia yang lebih sehat dan bahagia.
"Tujuannya untuk mengingatkan orang tua atau ayah untuk ikut mengasuh anak-anak mereka sejak awal. Setidaknya ada lima hal yang seharusnya dilakukan ayah yang mencakup faktor kesehatan, kecukupan gizi, perlindungan kasih sayang, pendidikan usia dini dan pengasuhan," ungkap Nugroho Indra Warman, Education Specialist UNICEF, dalam mini parenting session bertajuk "Super Dad, Super Parent" di Grand Indonesia, Jakarta, Kamis (29/11). Kegiatan itu sendiri sebagai bentuk kampanye "ayah hebat di Indonesia" dan terkait dengan Hari Ayah Nasional dan Hari Anak Sedunia yang jatuh pada November.
Tapi sayangnya, fakta di Indonesia saat ini menunjukkan para ayah kurang memperhatikan anak mereka. "Hasil survey menunjukkan hanya 1 dari 4 ayah yang ikut mengasuh anak. Padahal peran ayah dalam keluarga sama pentingnya dengan seorang ibu. Hasil studi menunjukkan bahwa jika ayah berkontribusi positif, keluarganya pun akan kuat," kata Sukiman selaku Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga, Kemendikbud.
Penelitian juga menunjukkan, ketika ayah mampu menjalin ikatan dengan bayi sejak awal kehidupan, mereka akan lebih mampu memainkan peran yang lebih aktif dalam perkembangan anak-anak. Bahkan ini dikatakan bisa menurunkan resiko stunting pada bayi serta berpengaruh pada kesehatan psikologis anak yang lebih baik, harga diri dan kepuasan hidup di jangka panjang.
Menurut psikolog anak Melly Kiong, hal itu bisa dilakukan dengan berperan bersama antara ayah dan ibu."Harus ada satu orang yang menjadi komando, namun tetap menjadi tanggung jawab bersama. Jadinya harus saling mendukung," kata Melly.
Melalui Hari Ayah, UNICEF juga kembali mengingatkan untuk mendobrak hambatan-hambatan yang memungkinkan para ayah tidak dapat menghabiskan waktu berkualitas dengan anak-anak mereka, baik dari sisi budaya atau masalah ekonomi. Sebab saat ini, berdasar hasil kajian, masih banyak negara yang tidak memiliki kebijakan untuk cuti untuk para ayah.
"Cuti melahirkan ada, tapi cuti untuk ayah kan belum ada. Terdapat 92 negara yang tidak memiliki kebijakan nasional untuk memastikan bahwa ayah yang memiliki anak baru lahir akan mendapatkan waktu cuti berbayar yang cukup, untuk bisa bersama bayi mereka yang baru lahir," ucap Nugroho.
UNICEF lalu berharap pemerintah dapat menerapkan kebijakan yang ramah keluarga di tingkat nasional yang mendukung pengembangan anak usia dini, termasuk cuti berbayar untuk ayah dengan anak yang baru lahir, ibu hamil dan menyusui serta pendidikan pra-sekolah dasar gratis.
Pendampingan anak
UNICEF dalam kegiatan ini pun menampilkan stan di Grand Indonesia yang berisi foto bantuan bagi korban bencana di Palu dan Donggala yaitu pendampingan anak-anak untuk menemukan kembali keluarganya. "Kami menerima lebih dari 100 orang yang melaporkan kehilangan anak. Hingga kini ada 9 anak yang sudah berhasil dipertemukan kembali dengan keluarga mereka," ungkap Nugroho.
UNICEF terus berusaha memastikan anak-anak terlindungi dan juga menghilangkan trauma akibat bencana besar tersebut. Termasuk dengan membuat Ruang Kelas Darurat yang dipakai anak-anak untuk belajar. (X-11)