Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
HANYA 5% orang dewasa di Jakarta yang punya literasi tinggi. Masyarakat pun lebih menyukai penggunaan sisipan bahasa asing dalam pengucapannya.
Selain rasa bangga yang memudar, keterampilan dalam berbahasa Indonesia juga menurun. "Menurut OECD pada 2015, hanya 5% orang dewasa Jakarta punya tingkat literasi tinggi,” ujar pemerhati bahasa Ivan R Lanin di Kampus IISIP Jakarta saat kuliah pakar tamu Bahasa Indonesia, kemarin. Ajang ini mengusung topik 'Eksistensi Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Generasi Milenial'.
Ivan mengatakan, kebanggaan generasi milenial terhadap bahasa Indonesia memudar. Padahal generasi milenial ini diharapkan mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia, mampu melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing.
Eksistensi bahasa Indonesia pada era milenial perlu dibina oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dan budaya asing yang tidak sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia.
Yang memprihatinkan, lanjut Ivan, seringkali nilai ujian yang diraih siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia lebih rendah daripada nilai ujian bahasa Inggris.
"Orang-orang bangga untuk mengatakan meeting-nya di-cancel ya, dibanding mengatakan rapatnya ditunda, misalnya," ujar Ivan.
Selain itu, Ivan menambahkan, sering dijumpai penggunaan bahasa asing untuk nama tempat atau acara, dan penggunaan bahasa asing sebagai pengantar di Indonesia.
Rasa bangga penutur bahasa pada era milenial ini mulai memudar. Ivan menegaskan, masyarakat lebih menyukai penggunaan sisipan bahasa asing dalam pengucapannya. Padahal kata tersebut ada padanannya dalam bahasa Indonesia.
Ivan pun membagikan pengalamannya saat menghadiri acara diskusi panel Ubud Writers Fest di Ubud, Bali, akhir Oktober 2018. Ia merasa keberatan saat panitia memintanya membawakan acara tersebut dalam bahasa Inggris.
"Acara tersebut dilaksanakan di Indonesia dan dihadiri 80% masyarakat Indonesia. Walaupun masih ada 20% masyarakat asing, orang-orang tersebut sudah mampu berbahasa Indonesia," imbuh anggota Komisi Pertimbangan Istilah, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa ini.
Kuliah pakar tamu yang dibuka Dekan Fikom IISIP Jakarta Mulharnetti Syas ini dihadiri tim dosen mata kuliah bahasa Indonesia, dan sekitar 200 mahasiswa. (RO/O-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved