Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
TAHUN 2019 Pemerintah mencanangkan program sertifikasi 1 juta tenaga kerja. Guna mendukung program tersebut PT Tatalogam Lestari (Taso) bekerjasama dengan Lembaga Pengembangan Jasa Kontruksi (LPJK) dan Unit Sertifikasi Tenaga Kerja (USTK), kembali menyelenggarakan Pelatihan dan Sertifikasi bagi tenaga pasang baja ringan dan genteng metal.
Sebagai perusahaan yang sudah berpengalaman selama 24 tahun di bidang baja ringan, modul atau skema PT Tatalogam Lestari dijadikan acuan oleh LPJK dalam menggelar pelatihan dan sertifikasi bagi tenaga pasang baja ringan dan genteng metal.
Hal itu diterapkan pada Program Pelatihan dan Sertifikasi kepada 79 orang peserta dari berbagai daerah selama dua hari, yaitu Selasa-Rabu (23-24/10), yang berlangsung di Balai Material dan Peralatan Kontruksi Direktorat Jenderal Bina Kontruksi Kementerian PUPR, Kawasan Mangga dua Jakarta Pusat.
“Bersyukur modul atau skema kami dijadikan materi pelatihan dan sertifikasi, bahkan sebagian besar para mentor dan penguji berasal dari kami.Untuk ujian prakter asesornya ada juga dari LPJK ,” ujar Hengky Prasetia, Retail Marketing Manager PT Tatalogam Lestari.
Modul dan skema yang kini jadi acuan, kedepannya akan terus disempurnakan oleh LPJK bersama para pakar kontruksi, sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga ahli pasang baja ringan dan genteng metal.
Johannes Tambunan, dari Bidang Manajemen USTK Provinsi DKI Jakarta menyatakan, aplikator baja ringan merupkan sub bidang baru dan belum lama mendapatkan pengesahan dari LPJK Nasional. Adapun Perananan USTK melakukan sertifikasi sedangkan registrasinya oleh LPJK.
Para peserta aplikator baja ringan adalah mereka yang pernah bekerja, sehingga penilainnya hanya seputar finishing,saat pemasangan dan lain sebagainya. Ada tiga kelas untuk bidang pemasangan baja ringan dan genteng metal, mereka yang sudah lulus kelas 1 nanti bisa kembali mengikuti sertifikasi untuk naik kelas berikutnya.
“Sertifikasi terus dilakukan, bahkan kini sedang ada percepatan untuk mencapai jumlah 1 juta sertifikasi di tahun 2019, karena dengan adanya sertifikasi SDM kita tidak akan kalah bersaing dengan SDM dari negara yang nanti akan masuk ke negara kita,” beber Johannes.
Sementara Diya Eka Wicaksana, dari Balai Material dan Peralatan Kontruksi Kementerian PUPR mengungkapkan, mengapresiasi program Pelatihan dan Sertifikasi yang dilakukan oleh Tatalogam.
Program sertifikasi sesuai dengan undang-undang no 2 tahun 2011 pasal 70 ayat 1.Sertifikasi diperuntukan bagi meraka yang sudah bekerja dan mempunyai keahlian, sedangkan bagi mereka yang belum bekerja dan mempunyai keahlian ada pelatihan. Untuk menggenjot program sertifikasi, pemerintah terus mendorong para pelaku usaha agar menyelenggarakan sertfikasi dengan menggandeng LPJK maupun USTK.
“Kalau para pekerja sudah mempunyai kompetensi dan bersertfikat, dalam melakukan pekerjaan mereka tidak akan salah, sehingga kualitasnya bisa diandalkan. Mereka yang tidak kompeten tidak akan lulus dan harus mengukuti sertifikasi lagi. Ada penyampaian materi dan teori dan yang terakhir ujian praktek,” Eka menambahkan.(OL-08)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved