Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
MENTERI Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meminta para guru Bahasa Indonesia untuk mampu menjadi jangkar dan penghubung antara bahasa daerah dan bahasa asing. Dengan begitu pelestarian bahasa daerah dapat terjaga dan upaya bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional kelak tercapai.
"Sekarang paradigmamya harus diubah, para guru bahasa Indonesia juga harus menguasai bahasa daerah dan bahasa asing. Yang bisa melestarikan bahasa daerah, ya guru bahasa Indonesia. Apalagi ke depannya kita ingin bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa internasional," kata Mendikbud saat membuka Konferensi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dan Kongres Asosiasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia (AGBSI) Tahun 2018, di Jakarta, Senin malam (8/10). Kongres dihadiri 301 orang peserta yang berasal dari 34 provinsi.
Muhadjir mengingatkan, undang undang tentang bahasa Indonesia di antaranya mengamanatkan bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional. Dia mencontohkan bahasa Jepang telah menjadi bahasa internasional yang diakui Unesco. "Guru harus menguasai bahasa asing, minimal mampu menguasai bahasa Inggris," cetusnya seraya berharap para guru bahasa Indonesia yang tergabung di AGBSI mulai memacu diri melalui asosiasi untuk meningkatkan kompetensi.
Dalam kesempatan itu, Muhadjir mengapresiasi semangat kesejawatan yang dibangun para guru yang tergabung dalam AGBSI. Ia berharap AGBSI terus mendorong profesionalisme guru, baik dari aspek keilmuan, maupun kualitas pembelajaran, serta tanggung jawab sosial. "Kita ini sedang berjuang untuk meningkatkan profesionalisme guru," ujarnya.
Muhadjir mendorong organisasi asosiasi guru, termasuk AGBSI, untuk menyusun dan menetapkan kode etik profesi guru serta membentuk dewan profesi. Organisasi asosiasi profesi itu harus mampu menjaga martabat profesi.
"Asosiasi profesi itu yang mengawasi kerja sejawatnya. Seorang profesional itu harus memiliki harga diri dan kebanggaan atas profesinya, keahliannya. Nanti jika ada pelanggaran dalam praktik profesi, dewan profesilah yang melakukan pembinaan," tukasnya.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kemendikbud, Supriano, berharap kegiatan konferensi dan kongres ini dapat mendorong tradisi literasi, khususnya bagi generasi milenial. Keberhasilan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ditandai dengan kuatnya minat baca, menulis, dan berwacana. Hal tersebut hendaknya diikuti dengan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik, benar, logis, santun, dan bercita rasa (estetis).
Ketua AGBSI, Jajang Priatna, mengungkapkan pentingnya pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam pendidikan karakter. Bahasa dan sastra Indonesia berkaitan langsung dengan penanaman jiwa kebangsaan atau nasionalisme Indonesia.
Dalam kesempatan itu, peserta kongres AGBSI mendeklarasikan dukungan dalam menyukseskan gerakan literasi melalui sinergi dengan Kemendikbud dalam pelaksanaan gerakan literasi sekolah. Para guru juga berikrar untuk menjadi agen literasi bangsa dan model/teladan masyarakat yang literat. (X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved