Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
AHLI gizi Cindiawaty Pudjiadi mengatakan kesalahan persepsi tentang diet justru bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Ia mengatakan sebagian besar masyarakat saat diet justru menurunkan massa otot alih-alih menghilangkan lemak.
Kehilangan otot melemahkan tubuh. Selain itu, kehilangan otot memperlambat penyembuhan sakit kronis yang diderita.
"Ketika orang diet justru malah jelek dampaknya kalau tidak benar. Tidak makan karbohidrat sama sekali, padahal salah. Otak butuh karbohidrat. Kalau kurang, itulah yang menyebabkan kita daya tangkapnya kurang, atau lemot," paparnya dalam Diskusi Kesehatan H2 Health & Happiness bersama Modena di Modena Culinary Experience Center, Jakarta, Kamis (20/9).
Diet yang baik tetap membutuhkan karbohidrat namun pilihan jenisnya yang diperhatikan, yakni yang kompleks. Diet juga disarankan tetap dibarengi dengan konsumsi protein dan serat dari sayur. Pengolahan makanan pun bisa menjadi musuh bagi orang yang ingin hidup sehat.
"Jangan digoreng. Daging tanpa lemak kalau digoreng pun akan tetap jahat. Karbohidrat tetap butuh, perbanyak protein. Untuk 'menipu' otak agar memberi sinyal kenyang, makanlah sayur atau buah terlebih dulu. Baru kemudian karbohidrat bersama protein," terangnya.
Cindi menegaskan menurunkan berat badan akan berhasil tidak hanya dengan makan sehat tetapi juga hidup sehat, yakni istirahat dan olahraga yang cukup.
Penurunan berat badan yang baik pada orang obesitas adalah 2kg sampai 7 kg per bulan. Jika penurunan lebih dari angka tersebut dalam waktu lebih singkat, pelaku diet harus waspada.
"Jangan-jangan yang turun malah otot. Jadi jangan terpaku rayuan produk penurun berat badan yang mengklaim menurunkan berat badan sampai belasan kilo dalam waktu singkat. Itu tidak tepat," tukasnya. (A-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved