Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
PERJUMPAAN langsung Eniya Listiani Dewi, dengan sosok BJ Habibie pada penganugerahan Bacharuddin Jusuf Habibie Technology Award (BJHTA) 2018 di BPPT, Selasa (10/7), menjadi salah satu penggalan kisah interaksi keduanya.
Eniya, yang meraih penghargaan untuk pelaku teknologi dari BPPT paling bergengsi itu, berinteraksi, walau tak langsung berjumpa, dengan sosok BJ Habibie sejak lulus SMA 1 Magelang, lebih dari dua dekade lalu. Ia menjadi salah satu peraih beasiswa program Science and Technology Advance Industrial Development (STAID) yang digagas Kementerian Negara Riset dan Teknologi yang saat itu dipimpin sang begawan teknologi itu. Program buat mengirim Indonesia ke universitas-universitas terbaik di seluruh dunia itu kemudian menjadi tiketnya sekolah di Jepang hingga 10 tahun, hingga ia kembali dengan gelar doktor pada 2003.
Kini, Eniya memberikan bukti, investasi negara buat memupuk para peneliti itu telah berbuah solusi bagi masa depan Indonesia, bahkan dunia. Ia meraih BJHTA berkat risetnya tentang energi berkelanjutan dari limbah kelapa sawit sebagai katalis pada baterai.
Tanda tangan dan beasiswa
"Tapi, pada proses itu sebenarnya saya sempat juga berjumpa lewat kertas dengan Pak Habibie, walau tidak langsung, ketika meminta tanda tangan beliau untuk sertifikat pelatihan, yang saya titipkan ke stafnya," kata Eniya ketika dijumpai Media Indonesia di ruangan kerjanya di BPPT, Rabu (11/7).
Proses panjang merawat para ilmuwan dan teknokrat, itu dijalani Eniya di Waseda University, Tokyo. Hingga kemudian ia kembali ke BPPT, dan melanjutkan perjalanannya meriset tentang fuel cell. Peranti elektrokimia yang mirip dengan baterai ini yang dapat diisi terus dengan produksi listrik dari bahan bakar hidrogen dan oksigen, dengan metode elektron transfer.
Kini, sumber energi berkelanjutan hasil risetnya itu telah diterapkan pada sebuah sepeda motor di BPPT Serpong, Tangerang, Banten.
"Proses produksi gas hidrogen telah dikembangkan dari limbah biomassa dengan bahan baku limbah cari industri kelapa sawit. Penemuan ini memiliki keunggulan, pada katalis pereduksi oksigen, satu step reaksi menghasilkan air, dapat dipakai untuk katalis pada baterai. Selain itu, fuel cell tidak beremisi, silent dan memiliki efisiensi energi hingga 65% serta, sebagai back up server, tidak memerlukan perawatan yang kompleks, efisien serta tidak beremisi. Gas biohidrogen dari limbah biomassa ini terbarukan, dapat digunakan untuk menaikkan efisiensi pembakaran serta menggunakan metode hidrogen hijau," ujar Eniya.
Rangkaian proses
Kepala BPPT, Unggul Priyanto, memaparkan, penghargaan dari lembaganya ini ditujukan untuk memacu timbulnya hasrat inovasi dan penciptaan para pelaku teknologi yang telah tervalidasi dalam karya nyata.
Eniya yang juga Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material ini berkisah, rangkaian risetnya merupakan rangkaian dari kerja penelitiannya sejak di kampusnya di jepang. "Saya berfokus pada material untuk energi baru hidrogen yaitu polimer dan katalis untuk oksigen baterai, fuel cell, produksi biohodrogen dan elektrolisa," kata Eniya.
Di tengah panasnya diskusi tentang sumber energi, antara mereka yang menyakini dunia masih bisa berharap pada fosil, karena alam terus bekerja menyediakan sumber daya mineral, versus para peneliti dan industri yang kian intens meneliti energi berkelanjutan, Eniya menyakini manusia harus terus berikhtiar.
Kota hidrogen
Jika kini masih berwujud energi yang menghidupkan sepeda motor, Eniya berambisi bawa energi hijau itu akan mampu menciptakan kota hidrogen. "Nantinya, semua sumber daya energi untuk kelistrikan dan transportasi berasal dari energi hidrogen."
Buat mewujudkan agendanya itu, Eniya juga aktif sebagai Ketua Umum Himpunan Polimer Indonesia 2017-2020, President Indonesian Association of Fuel Cell and Hydrogen Energy sejak 2015 hingga sekarang, Board of Director International Association of Hydrogen Energy (IAHE) dan Indonesian Chapter Chair untuk APEC Research Center for Advanced Biohydrogen Technology (ACABT). Pun, ia memegang hak Paten ThamriON, bioreaktor hidrogen, fuel cell Omaf, dan dua hak merek serta 200 judul jurnal nasional dan internasional.
"Jepang, dua tahun lagi akan memamerkan inovasinya terkait energi berkelanjutan, saat menjadi tuan rumah Olimpiade 2020. Semua kendaraan yang akan digunakan akan bebas emisi. Kita pun punya potensi untuk itu, ada sumber daya alamnya, yang kita punya hampir semuanya, tinggal bagaimana dukungan untuk pengembangan teknologinya." (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved