Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Petualangan Wanda di Dunia Paralel

Wan
09/6/2018 13:30
Petualangan Wanda di Dunia Paralel
()

WANDA merasa ada yang ganjil ketika hendak mengambil air minum di dapur, dalam keadaan lampu yang mati, ia merasa tak sendirian. Karena ketakutan, ia pun memutuskan kembali ke kamarnya.

Baru saja berdiri, tiba-tiba datang hembusan angin yang kuat menerpa tubuhnya hingga ia pun terjatuh. Ketika membuka matanya, ia telah berada di dunia lain.

Seorang perempuan bernama Torin memberitahu bahwa Wanda tengah berada di dunia paralel bernama Zenith, sebuah dunia yang berjalan sejajar dengan dunia realita. Torin merupakan pelatih para prajurit di Zenith. Ia lebih banyak mengajarkan taktik untuk memenangkan pertempuran pedang.

Untuk siapa mereka berperang? Torin pun mengisahkan kepada Wanda, sebuah kisah di masa lalu yang kelam. Di Zenith dahulu ada dua kerajaan bernama Longford dan Pernstow. Dulu kedua kerajaan ini bersatu, tetapi Longford menghancurkan semuanya.

Pernstow menjadi pemimpin di Zenith, untuk menjadikannya tempat yang lebih baik. Namun, Longford memperlakukan Zenith semena-mena.

"Biarkan itu terjadi. Kami menyebutnya The Century War, karena kami sudah berada dalam perang ini selama lebih dari 100 tahun. Anda akan bertempur dalam perang, menyerang kota-kota, desa-desa, dan terlibat dalam pertempuran yang tak terelakkan," kata Torin kepada Wanda.

Meski masih bingung, Wanda harus bersiap-siap untuk bertarung dan ikut berperang sebagai prajurit. Ia pun melatih kemampuannya berperang dengan pedang. Sebuah kekuatan ajaib tiba-tiba dimilikinya sejak dirinya terlempar ke Zenith.

Hilangnya Wanda dari rumah bukan peristiwa pertama di lingkungan tempat tinggalnya. Sebelum Wanda, empat sepupunya juga telah raib tanpa jejak. Mereka yang hilang ialah para gadis berusia 14-20 tahun.

Anehnya, semua orang di tempat itu seolah terbiasa dengan kata hilang atau menghilang. Mereka menganggapnya sudah seperti bagian kehidupan normalnya.

Peristiwa hilangnya banyak gadis itu telah terjadi sekitar 1.000 tahun yang lalu seperti yang ditunjukkan oleh peradaban kuno. Sudah banyak karya seni dan artefak yang sering menggambarkan fenomena ini.

Tidak ada yang tahu keberadaan mereka, apa yang mereka lakukan? Apakah mereka hidup atau tidak? Ilmuwan juga selalu berkumpul untuk mencari tahu informasi ini. Hilangnya mereka itu berbeda dengan kematian, sebab kematian memberi tahu dengan pasti bahwa mereka meninggalkan dunia.

Demikianlah cuplikan isi novel fantasi berjudul Things That Live Within karya Adinda Saraswati yang diluncurkan pekan lalu di Jakarta. Novel ini dibuat oleh remaja berusia 15 tahun dalam bahasa Inggris.

Di novel pertamanya ini, penulis remaja Adinda cukup berani menyentuh genre yang jarang disentuh penulis pemula. Ceritanya yang penuh imajinasi mengenai perang ini pun diakuinya karena ia suka membaca buku yang berhubungan dengan sejarah, bahkan ia telah menyelesaikan membaca mengenai Perang Dunia I.

"Sejarah dan perang seperti tak bisa dipisahkan. Perang Dunia I sangat membuka mata saya bahwa permasalahannya begitu kompleks, banyak yang bisa dipelajari," kata Adinda selepas peluncuran bukunya.

Berkah bully

Adinda sudah rajin menulis cerita sejak dirinya duduk di kelas 5 SD. Anak kedua dari tiga bersaudara dari politikus Partai NasDem Akbar Faizal dan Andi Syamsartika Virawati ini pernah menjadi korban bully karena kesulitan dalam berbahasa Inggris.

Hingga akhirnya ayahnya memindahkan Dinda ke sekolah semipesantren yang mewajibkan menggunakan bahasa Inggris. Selama lima bulan ia terus menangis, tetapi tetap belajar dengan bimbingan kedua orang tuanya. "Saya sebagai bapaknya jauh lebih menderita melihat anakku seperti itu," kata sang ayah yang turut menemani Adinda saat itu.

Dinda sendiri sebenarnya tidak menyangka bukunya ini akan diterbitkan. Selama ini, ia hanya menulis di laptop yang sengaja diberi password. "Tapi rupanya salah satu tulisan saya telah dibaca ayah, bahkan beberapa orang penulis lainnya seperti Dee Lestari dan sebagainya," kata Adinda.

Akan tetapi, hal ini justru tak mengagetkan bagi Akbar yang telah mengetahui talenta Adinda. Sebelumnya, Adinda juga pernah menuliskan kekecewaannya terhadap panitia pelaksana Sea Games di Malaysia, sebab memasang bendera Indonesia yang terbalik dalam laman Facebook. Tulisan itu pun viral, bahkan diapresiasi langsung oleh Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga.

Judul: Things That Live Within
Penulis: Adinda Saraswati
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: 2018
Tebal: 128 halaman



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya