Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Indonesia Incar Posisi Presiden MAB-UNESCO

Dhika Kusuma Winata
14/5/2018 20:15
Indonesia Incar Posisi Presiden MAB-UNESCO
(MI/Rommy Pujianto)

INDONESIA bakal menjadi tuan rumah sidang 30th Session of the International Coordinating Council (ICC) of the Man and the Biosphere Programme (MAB)-UNESCO, yang akan digelar di Palembang, Sumatra Selatan, pada 23-28 Juli mendatang.

Ketua Komite Nasional MAB UNESCO Enny Sudarmonowati, dalam peluncuran 30th Session of ICC MAB-UNESCO di gedung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta, Senin (14/5), menyatakan pemerintah melalui komite nasional dalam sidang tersebut bakal maju dalam pemilihan presiden MAB.

Posisi tersebut dinilai strategis untuk membangun cagar biosfer di Tanah Air demi mengembangkan konservasi dan pembangunan berkelanjutan.

"Kalau terpilih kita bisa berperan lebih besar. Kita termasuk 10 besar negara yang menyumbang kepunahan spesies di dunia. Kita banyak kehilangan karena banyak juga keragaman hayatinya," kata Enny yang juga merupakan Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI.

Komite Nasional MAB mengusulkan tiga cagar biosfer baru untuk diakui UNESCO. Ketiga cagar biosfer itu ialah Berbak Sembilang (Sumatra Selatan-Jambi), Betung Kerihun Danau Sentarum, Kapuas Hulu (Kalimantan Barat), dan Rinjani Lombok (Nusa Tenggara Barat).

Enny menjelaskan tiga cagar biosfer tersebut menawarkan keragaman hayati yang berbeda. Berbak Sembilang menawarkan ekosistem gambut. Adapun cagar biosfer Betung Kerihun menawarkan keragaman hayati seperti spesies orangutan dan Danau Sentarum. Adapun di Rinjani terdapat ekosistem karst.

Jumlah cagar biosfer dunia saat ini sebanyak 669 yang tersebar di 120 negara. Indonesia saat ini memiliki 11 cagar biosfer yang sudah diakui. Enny berharap dengan pengusulan tersebut, Indonesia bisa menunjukkan kepada dunia dalam hal pengelolaan biodiversitas.

Dia menambahkan penyelengaraan sidang ICC MAB UNESCO kali ini istimewa bagi Indonesia. Sebabnya, Indonesia menjadi negara kelima di luar Paris, Perancis, yang menjadi tuan rumah pertemuan tersebut.

Sebelumnya, penyelenggaraan di negara di luar Perancis hanya pernah dilakukan di Jeju (Korea Selatan), Dresden (Jerman), Jönköping (Swedia), dan Lima (Peru).

Direktur Kantor UNESCO Jakarta Shahbaz Khan dalam kesempatan yang sama menuturkan Indonesia berpotensi menjadi pemimpin dalam pengelolaan cagar biosfer di dunia.

"Indonesia bisa menyediakan model pembelajaran untuk negara lain. Komunitas dunia saat ini khawatir mengenai perubahan iklim dan kehidupan yang berkelanjutan. Indonesia bisa berperan di situ," pungkas dia. (A-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya