Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Surya Paloh Mewisuda 169 Siswa Sekolah Sukma Bangsa

Ferdian
11/5/2018 21:55
Surya Paloh Mewisuda 169 Siswa Sekolah Sukma Bangsa
(MI/RAMDANI)

YAYASAN Sukma Bangsa mewisuda 169 siswa SMA Sekolah Sukma Bangsa (SSB). Wisuda Angkatan X (2017/2018) ini dipimpin Chairman Media Group sekaligus pendiri Yayasan Sukma Bangsa, Surya Paloh, di Gedung Serbaguna Sukma Bangsa, Kabupaten Pidie, Aceh, Sabtu (12/5).

Sebenarnya, ada sebanyak 474 siswa SSB Pidie, Bireun, dan Lhokseumawe yang menamatkan pendidikan SD, SMP, serta SMA. Namun, prosesi wisuda hanya dilakukan kepada 169 siswa lantaran keterbatasan tempat.

Dalam sambutannya, Surya Paloh menyebutkan prosesi wisuda bukanlah akhir melainkan titik awal bagi siswa untuk memperlihatkan kapasitas dan implementasi ilmu yang didapatkan di Sekolah Sukma Bangsa. "Wisudawan dan wisudawati selesai di sekolah ini, tetapi menjadi anggota masyarakat menjadi start awal. Syukuri apa yang telah kalian dapatkan, persiapkan strategi keterampilan kalian," kata Surya Paloh.

Surya menegaskan, sekolah Sukma Bangsa bukan sekolah komersil melainkan sekolah yang didedikasikan untuk kemanusiaan. Sebagian besar siswa di sekolah ini adalah anak-anak yang menjadi korban konflik maupun tsunami . "Hari ini bersama-sama kita menyaksikan mereka diwisuda. Saya berterima kasih karena masih mampu menyaksikan mereka diwisuda," ujar Surya, terharu..

Sekolah ini diresmikan pada Pada 14 Juli 2006 oleh Presiden RI waktu itu, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Peresmian itu menandakan dimulainya kegiatan belajar mengajar di tiga lokasi SSB. Waktu itu, sebanyak 358 siswa yang mengampu pendidikan di ketiga sekolah tersebut menjadi angkatan pertama di setiap jenjang satuan pendidikan, baik di SD, SMP, maupun SMA. Seluruh siswa di angkatan pertama itu mendapat beasiswa pendidikan dari Yayasan Sukma.

Selain menampung anak-anak korban konflik dan tsunami, SSB juga menerima murid umum. Mereka diwajibkan untuk membayar Biaya Partisipasi Pendidikan (BPP). Jumlah BPP di masing-masing tingkat satuan pendidikan berbeda.

Pada pertengahan 2016, Yayasan Sukma juga menerima 22 siswa korban konflik asal Mindanao, Filipina. Ke-22 anak itu berasal dari provinsi Cotabato, Zamboanga, Basilan, Sulu, dan Tawi-tawi. Mereka mendapatkan beasiswa pendidikan secara penuh selama empat tahun, dari tingkat SMP hingga SMA. (E-2)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya