Headline

Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.

Demokrasi Sejati Cerminkan Cinta Kasih Antarsesama Umat

MI
24/3/2018 07:30
Demokrasi Sejati Cerminkan Cinta Kasih Antarsesama Umat
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (kanan) berjabat tangan saat menggelar pertemuan di Jakarta, Jumat (23/3/2018)(MI/BARY FATAHILLAH)

DEMOKRASI di negara ini tidak sekadar membutuhkan kerelaan hati untuk menerima perbedaan pendapat dan pikiran. Sejatinya, demokrasi juga membutuhkan kesabaran, ketelitian, dan cinta kasih antarsesama warga negara.

Pernyataan itu disampaikan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir se­usai menghadiri acara Silaturahim Kebangsaan di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Jakarta Pusat, kemarin.

“Kami mengingatkan masyarakat bahwa perbedaan pilihan dalam pilkada serentak jangan menjadi sumber perpecahan. Perbedaan harus menjadi rahmat yang menopang harmoni kehidupan warga yang beraneka ragam ini,” kata Haedar ketika membacakan pernyataan bersama NU-Muhammadiyah.

Dalam memasuki tahun politik, lanjut Haedar, NU-Muhammadiyah mengajak seluruh warga masyarakat untuk menjadikan Pilkada 2018 sebagai cara melakukan perubahan-perubahan yang berarti bagi kehidupan berbangsa maupun bernegara.

Pada kesempatan tersebut, Haedar pun mengimbau warga NU dan Muhammadiyah untuk selalu membangun iklim kondusif di era media sosial saat ini. Hal itu mengingat maraknya berbagai macam informasi hoaks, ujaran kebencian, dan fitnah yang berpotensi menggerogoti keutuhan bangsa.

“NU-Muhammadiyah sudah berkomitmen untuk menghadirkan narasi yang mencerahkan melalui ikhtiar-ikhtiar dalam bentuk pe­nguatan serta peningkatan literasi digital. Kami ingin mewujudkan masyarakat informatif yang ber-akhlaaqul-kariimah,” ujar Haedar.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj pun berharap masyarakat bergandengan tangan dalam menghadapi tahun politik ini. NU-Muhammadiyah sepakat untuk menciptakan suasana yang tenang, nyaman, dan damai dalam baik Pilkada 2018 maupun Pilpres 2019.

“Kita menyongsong tahun politik dengan tenang dan santai. Pesta demokrasi kita jalani dengan pe­rasaan gembira, tidak ada sedikit pun ketegangan. Jangan hanya karena 5 menit nyoblos, kita menghancurkan rasa persaudaraan yang sudah terjalin selama 70 tahun lebih ini,” ungkap Said Aqil.

Kedua pemimpin organisasi keagamaan terbesar itu juga meminta pemerintah terus menggagas upaya-upaya yang terukur untuk mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial. (Nur/Ant/X-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya