Headline
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.
KEMENTERIAN Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menargetkan pembangunan lebih dari 5.000 menara sinyal seluler (based tranciever station/BTS) di berbagai titik kosong (blank spot) di seluruh wilayah Tanah Air. Dari jumlah BTS yang akan dibangun, sekitar 3.700 berada di desa-desa kategori 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).
Program yang diinisiasi sejak 2016 itu dijalankan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (Bakti) Kemenkominfo yang sebelumnya bernama Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI).
Direktur Utama Bakti, Anang Latif, menjelaskan pembangunan BTS di daerah 3T saat ini tengah dipercepat. Dari total target 5.135 BTS yang bakal dibangun, progresnya hingga saat ini sudah tercapai 600. Total anggaran yang digunakan untuk 600 BTS sekitar Rp600 miliar yang berasal dari dana universal service obligation (USO) yang dikelola Bakti.
"Mandat yang diberikan Menkominfo ialah prioritas di desa 3T. Kami optimistis akan tercapai target pada 2019," kata Anang, kepada Media Indonesia, di Jakarta, Rabu (21/3).
Meski saat ini jumlah BTS yang terbangun baru sekitar 12%, dia meyakini percepatan bisa dilakukan. Pasalnya, jelas Anang, pihaknya sudah memperbaiki skema pembangunan. Pemerintah daerah dilibatkan dalam penentuan lokasi dan penyediaan lahan. Kontrak dengan pihak penyedia layanan jaringan pun diubah dari sebelumnya hanya per satu tahun menjadi lima tahun.
"Di awal-awal memang menemui tantangan. Tapi saat ini sudah bisa dipercepat. Sambil berjalan kita juga menyelesaikan model bisnis yang lebih baik," imbuh Anang.
Salah satu BTS di daerah terpencil yang baru diresmikan ialah di Desa Tolo Oi, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Menkominfo Rudiantara, saat meresmikan BTS 4G di Desa Tolo Oi, Sabtu (17/3) pekan lalu, menyatakan kawasan 3T tidak tersentuh jaringan seluler karena dianggap belum layak secara bisnis oleh operator seluler. Karena itu, pemerintah mengambil inisiatif untuk membangun BTS demi menjamin hak masyarakat menikmati akses komunikasi seluler dan internet.
"Pemerintah tidak memikirkan untung rugi dalam membangun infrastruktur telekomunikasi demi pemerataan akses di seluruh wilayah," ucap Rudiantara.
Dia berjanji seluruh desa yang belum memiliki sinyal seluler akan dibangun menara BTS, termasuk hampir 1.500 desa yang tidak tergolong kategori 3T.
"Kami akan terus membangun infrastruktur sinyal seluler dan internet untuk pemerataan," tutur Rudiantara. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved