Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Mesin Cuci Darah Kurang Merata

Indriyani Astuti
09/3/2018 13:24
Mesin Cuci Darah Kurang Merata
(MI/Adam Dwi)

PASIEN gagal ginjal menghadapi banyak kendala dan tantangan dalam mendapatkan terapi pengganti ginjal. Halitu antara lain berkaitan dengan fasilitas terapi pengganti ginjal yang belum merata, sistem rujukan yang belum baik, pembiayaan yang makin tinggi, dan kurangnya jumlah sumber daya manusia (SDM).

Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia dr Aida Lydia SpPD-KGH mengatakan, data Indonesia Renal Registry 2016 menunjukkan ada 52 ribu pasien gagal ginjal di Indonesia. Namun, terapi bagi pasien dialisis belum merata di semua wilayah Tanah Air, sebab di Indonesia hanya ada 640 unit penyedia layanan hemodialisis.

“Dari jumlah itu sebagian besar terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Sumatra. Sementara itu, di Sulawesi, Kalimatan, apalagi di Papua, jumlahnya sedikit,” kata Aida dalam Forum Diskusi Dialisis dalam Rangka Hari Ginjal Sedunia 2018 di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, kemarin.

Sementara itu, lanjutnya, jumlah mesin hemodialisis (mesin cuci darah) menurut data Pernefri tercatat sekitar 4.700. Sedangkan jumlah SDM ahli ginjal (nefrologis) dan perawat yang terlatih dialisis, masih terbatas.

“Jumlah nefrologis di Indonesia kurang dari 125 orang. Karena itu, Pernefri memberikan training terhadap internis dan dokter umum, karena jumlah nefrologis masih sedikit,” imbuhnya.

Tantangan lainnya, ujar Aida, ialah sistem rujukan berjenjang bagi pasien yang belum baik. Akibatnya, prognosis dan akses pelayanan predialisis kurang. Hal itulah yang membuat komplikasi pasien ginjal kronik belum ditangani dengan baik. “Pasien meninggal sebelum sempat dialisis (gagal ginjal).”

Dari segi pembiayaan, penyakit ginjal menelan biaya tinggi. Meskipun pembiayaan terapi pengganti ginjal dijamin Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, standar pembiayaannya berbeda-beda. (Ind/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya