Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
LEMBAGA Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membangun fasilitas penelitian obat tradisional dengan standard cara pembuatan obat tradisional yang baik (CPOTB) di Serpong, Tangerang. Pengembangan fasilitas dimaksudkan untuk mempercepat hilirisasi hasil penelitian kesehatan dan obat yang telah dikembangkan selama ini, serta memberikan dukungan terkait riset dan pengembangan produk kepada mitra industri.
"Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah melalui Paket Kebijakan Ekonomi ke-11 tentang pengembangan industri kefarmasian dan alat kesehatan," terang Plt Kepala LIPI Bambang Subiyanto, melalui keterangan resminya saat peletakan batu pertama pembangunan fasilitas riset tersebut, kemarin.
Bambang menjelaskan fasilitas penelitian obat tradisional diperlukan untuk menjawab permasalahan kesehatan serta mendukung kemandirian bahan baku obat secara nasional. Dia menyatakan LIPI menaruh perhatian besar dalam penelitian dan pengembangan kesehatan obat dengan berbagai riset terkait penggunaan tanaman obat serta bahan aktifnya untuk bahan baku obat.
Ia melanjutkan, Indonesia memiliki 1.247 industri dan usaha obat tradisional yang 10 diantaranya termasuk perusahaan industri obat tradisional skala besar. Namun, industri obat tradisional (IOT), usaha kecil obat tradisional (UKOT) dan usaha mikro obat tradisional (UMOT) banyak yang tidak memiliki fasilitas CPOTB sehingga mengalami kesulitan dalam membuat produk berstandar CPOTB.
"Fasilitas yang akan dibangun ini diharapkan dapat menjadi percontohan laboratorium CPOTB dalam rangka memfasilitasi industri kecil dan menengah guna mempercepat pengembangan produk obat tradisional di Tanah Air," tambahnya.
Hingga saat ini, hampir 95% bahan baku industri farmasi di Indonesia masih bergantung dari impor luar negeri. Padahal, Indonesia memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman yang berkhasiat sebagai bahan obat.
Pengembangan obat alami menurut Bambang, patut mendapatkan perhatian karena praktek pemanfaatannya telah mengakar di masyarakat. Disamping itu, potensi pengembangannya terbuka dengan terus meningkatnya permintaan pasar domestik maupun internasional.
Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian Kimia LIPI Agus Haryono mengatakan dari kegiatan penelitan yang dilakukan, banyak ditemukan senyawa-senyawa baru dari ekstrak tanaman asli Indonesia yang berpotensi sebagai obat anti-kanker, anti-diabet, anti-malaria, serta antioksidan.
"Harapannya melalui pembangunan fasilitas riset ini, hasil-hasil penelitian kami bisa lebih berkualitas dan mudah diterima oleh industri," ujar Agus. (OL-7)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved